Majalahaula.id – Acara Beauty Science Technology 2024 menjadi ajang untuk menyoroti pentingnya peran guru dalam membentuk generasi masa depan melalui sebuah talkshow inspiratif dengan mengangkat tema pemberdayaan guru.
Talkshow ini dibuka dengan Monolog dari Sheilla Windy Komara, seorang Research and Development Decorative Scientist ParagonCorp. Sheilla menekankan bahwa pendidikan memegang peran penting dalam pembangunan bangsa, dengan guru berada di garis terdepan sebagai penggerak utama.
Dalam sambutannya, ia mengapresiasi para guru yang terus berinovasi dan menghadapi tantangan sosial, sembari tetap menjadi pembimbing yang berperan dalam membentuk pemimpin masa depan.
Analisa Widyaningrum, seorang Psikolog dan Spokesperson Wardah, menyampaikan, guru punya peranan penting dalam membentuk karakter siswa.
Menurutnya, di tengah era yang terus berubah, peran guru semakin penting dalam membantu siswa mengembangkan potensi diri dan emosional mereka, sehingga mereka siap menjadi pemimpin yang tangguh.
Analisa strategi yang dapat diterapkan para guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan kepemimpinan siswa di tengah dinamika sosial dan teknologi. Pertama guru harus memiliki sense of urgency perannya sebagai guru.
“Guru adalah profesi yang sangat luar biasa, apresiasi yang diberikan kepada guru belum sebesar negara maju lainnya. Bagaimana guru ini punya urgency menjadi guru, supaya tidak hanya terpatok pada sertifikasi, meski tidak bisa dipungkiri kesejahteraan guru penting. Tapi bagaimana guru bisa memunculkan perannya untuk pendidikan itu besar,” ungkapnya saat mengisi di acara Beauty Science Technology 2024 Minggu, 27 Oktober 2024.
Kedua, Sense of growth, bagaimana guru punya dorongan untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
“Mengembangkan diri tidak melulu pelatihan dari kemendikbud. Kalaupun ada bagus, punya sertifikasi itu bagus untuk mengejar karir. Tapi kalau guru bisa mengembangkan diri, bisa baca, nonton. Jadi, jangan sampai kalah sama siswanya. karena siswanya bisa cari tahu,” ungkapnya.
Ketiga, sense of contribution. Ini guru punya dorongan atau berkontribusi menggandeng tangan tidak saling menyahkan.
“Guru ini terus punya satu cara secara praktik misalnya, guru membuat suatu kelompok belajar atau komunitas untuk saling berkontribusi untuk melakukan gerakan-gerakan. Nah salah satunya adalah melalui wardah inspairing teacher,” ungkapnya.
Sementara itu, Lina Wijayanti, alumni Wardah Inspiring Teacher, berbagi cerita tentang bagaimana program ini telah memberdayakan dirinya untuk menjadi agen perubahan di sekolah dan komunitasnya.
Lina menekankan bahwa meskipun tantangan teknologi dan sosial terus berkembang, peran guru tetap tak tergantikan dalam membimbing siswa dan komunitas.
“Melalui program ini, saya berhasil menghadirkan inovasi di sekolah dan terus menjadi sosok yang inspiratif bagi para siswa serta rekan-rekan pendidik,” tuturnya.
Pembicara lain, Lingga Bayashi, seorang Teacher Influencer, menyampaikan pandangannya tentang bagaimana platform digital dapat mendukung peran guru dalam dunia pendidikan modern. Meskipun teknologi membantu mempermudah proses belajar-mengajar, Lingga menegaskan bahwa sentuhan manusiawi dari seorang guru dalam proses pendidikan tidak dapat digantikan oleh teknologi apa pun.
“Guru tetap menjadi pusat dari pendidikan yang bermakna dan relevan, terutama dalam menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan global,” tutupnya.*Lina