Majalahaula.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo menggelar Peringatan Nuzulul Qur’an bertajuk ‘Bersama Al Qur’an Kita Perkuat Jama’ah, Ciptakan Perdamaian’ di Masjid Nurul Anshor yang dihadiri oleh 18 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), 170 Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU), Pengurus Cabang (PC) Lembaga/Badan Khusus, serta Pimpinan Cabang (PC) Badan Otonom NU pada Sabtu malam (30/3/2024).
KH Zainul Mu’in Husni, Lc., M.H. menyampaikan khutbah iftitah,” Di era Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj punya wadah lain. Namanya International Summit Of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL). Acara yang mempertemukan ratusan delegasi ulama dari berbagai negara ini juga mencari format terbaik yang pas mewujudkan dunia yang berkeadilan. Di era Kiai Said pula, NU memiliki adik di luar negeri. Di Afganistan, ulama lintas etnis yang capek perang saudara memcari komposisi yang pas untuk mendamaikan konflik negaranya. Mereka studi banding ke PBNU, kemudian pulang ke negaranya dan memutuskan mendirikan Nahdlatul Ulama di berbagai provinsi. Mereka mengkloning NU di negaranya, menjadikan NU sebagai prototipe organisasi yang menebarkan kedamaian. NU Afganistan memang tidak punya kaitan struktural dengan PBNU, tetapi NU dijadikan parameter organisatoris dan sumber inspirasi. Kini sudah berdiri 40 cabang NU Afganistan di berbagai distrik”.
“Dalam acara ISOMIL tahun 2016 itu, beberapa negara di Eropa juga tertarik mendirikan NU di negaranya masing-masing, sebagaimana yang telah dilakukan para ulama Afganistan,” imbuhnya.
“Peringatan Nuzulul Qur’an 1445 H / 2024 M adalah bagian kegiatan Festival Ramadlan PCNU Situbondo menjadi sebuah momentum kebersamaan dalam kerangka jam’iyyah NU yang akan terus kita jalin untuk menumbuhkembangkan rasa kekeluargaan dan solidaritas yang membentuk nilai moral akan mengembangkan etika baik dalam sikap bertoleransi, saling menyayangi, asih, asah dan asuh,” sambutan Ketua Panitia Festival Ramadlan 1445 H / 2024 M KH Zakariyah Al Ansori, S.Ag., M.Si.
“Di samping acara Peringatan Nuzulul Qur’an, sebelumnya kami telah menyelenggarakan kegiatan Berbuka Puasa Awal Ramadlan di Rumah Tahanan Klas IIB Situbondo, Tadarus Qur’an, Tadarus Program, Lembaga Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU Goes To Campus, bantuan sosial untuk kaum dhuafa oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), pemberian santunan dan buka puasa kepada 100 anak yatim, serta 5 jenis lomba yakni Lomba Hadroh, Bilal Jum’at, Tartil, Tilawah/MTQ, Hafalan Juz Amma,” ujarnya.
Sutipyo, S.Pd., M.Pd. selaku Sekretaris Yayasan Nurul Anshor mensupport Pengurus NU untuk beraktivitas dan menjadikan Masjid Nurul Anshor, yang didirikan oleh Muassis NU dan Pahlawan Nasional KHR As’ad Syamsul Arifin, sebagai Pusat Syiar Aswaja An Nahdliyah.
“Turba PCNU Situbondo bukan sekadar hadir atau menghadiri sebuah undangan, melainkan turun dan hadir ke MWC NU karena ada agenda yang hendak disampaikan. Jadi, turba ini juga memiliki maksud untuk menyerap pendapat dan aspirasi, mendengarkan hal-hal yang menjadi kehendak atau keinginan pengurus NU sebelum pelaksanaan Musyawarah Kerja Cabang NU Situbondo. PCNU Situbondo membentuk Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (BAPENU) yang akan meng-assessment kinerja perkumpulan NU dan pengendalian pelaksanaan Program Kerja PCNU Situbondo yang bersinergi dengan MWCNU, PRNU, Pengurus Anak Ranting NU, serta Badan Otonom NU. PCNU Situbondo juga akan menyelenggarakan ajang NU Award 2024 yang diikuti oleh MWC NU dan PRNU Se Kabupaten Situbondo sebagai model apresiasi dan penghargaan di lingkungan PCNU Situbondo yang sekaligus didukung adanya transparansi keuangan dan keadministrasian yang baik dan akuntabel atas peran sertanya menggerakkan pelayanan Perkumpulan yang progresif, amanah, modern dan transparan sesuai dengan Peraturan Perkumpulan NU Nomor : 2/Perkum-NU/KONBESNU/V/2022,” tutur Ketua PCNU Situbondo Dr. KH. A. Muhyiddin Khotib, M.H.I.
“Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU) Situbondo menargetkan 500 sertifikat wakaf secara gratis agar semua aset-aset milik NU ini dapat diinventarisir dan hak kepemilikannya jelas atas nama organisasi bukan atas nama pribadi atau individu. Harta benda wakaf NU wajib dijaga kelestariannya dan tidak dapat dijual, diwariskan, dihibahkan, dijadikan jaminan, ditukar atau dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya,” pungkasnya.
KH Jaiz Badri Masduki mengulas peristiwa bersejarah Nuzulul Qur’an dan mengajak semua hadirin untuk merenungkan makna dan pesan yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai kandungan Al-Qur’an menjadi hal utama yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kita melihat Al-Qur’an hanya sebatas teks-teks saja namun harus dipahami sebagai firman mulia dari Allah SWT yang memerintahkan kita untuk beramal dan berbuat kebajikan. (hj)