Majalahaula.id – Pengurus Koordinator Cabang atau PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tengah (Sulteng) menggandeng Jaringan Penggerak Moderasi Beragama (JPMG). Yang dilakukan adalah dengan menggelar Forum Group Discussion (FGD) penguatan moderasi beragama, Sabtu (24/02/2024).
FGD bertajuk “Manifestasi Nilai Keagamaan dalam Bingkai Kebhinekaan” itu berlangsung di Aula Kantor Kemenag Palu, Jl Bantilan, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Kegiatan itu dihadiri puluhan pemuda dari kalangan siswa, mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan organisasi keagamaan.
Ketua PKC PMII Sulteng, Moh Rizal menyebut tujuan dilakukannya diskusi moderasi beragama itu untuk terus menyemarakkan gerakan tentang pentingnya moderasi beragama. “Ini tidak hanya soal seremonial, ini betul-betul mengakar dan kita sadar sebagai individu untuk menjadi penggerak bagaimana nilai-nilai multikultural, nilai-nilai keberagaman bisa kita salurkan kepada masyarakat,” katanya.
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Tengah, Arfan berkesempatan menjadi narasumber pertama
menyitir bagaimana peran dan kerjasama seluruh lapisan masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai keberagaman.
Apalagi Indonesia termasuk negara dengan populasi penduduk yang beragam. “Ini bukan hanya kerja pemerintah, tapi ini kerja seluruh masyarakat untuk bagaimana bisa mengedukasi nilai-nilai keagamaan dalam bingkai kebhinekaan,” katanya.
Meski demikian, ia mengaku pihaknya juga massif melakukan program-program kerja mendukung perdamaian dan harmoni masyarakat. Seperti sosialisasi, workshop, membentuk forum dan koordinasi lintas stakeholder. Hal itu senada dengan materi Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Prof. Lukman S. Thahir.
Pria kelahiran 1 September 1965 itu menekankan bahwa Indonesia menjadi indah karena adanya perbedaan. Pada hakikatnya, lanjutnya, Indonesia terbentuk juga karena berbarengan dengan agama. Menurutnya, hal itu bisa menangkal ideologi baru yang berkembang dan ingin merubah Indonesia menjadi negara Islam. “Indonesia tanpa dukungan agama tidak terbentuk sebuah negara. Dia baru terbangun kalau dia mau membangun negara khilafah,” jelasnya. (Ful)