Search

Adib Khumaidi Capres Hendaknya Peduli Kesehatan

Majalahaula.id – Komunitas Profesi dan Asosiasi Kesehatan (Kompak) Indonesia menyampaikannya harapannya, agar isu kesehatan bisa menjadi fokus para pasangan calon (paslon) capres dan cawapres menjelang Pilpres 2024. Diharapkan, tenaga kesehatan dan medis di seluruh wilayah RI bisa menjadi paslon yang kelak terpilih.

Koordinator Kompak sekaligus Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini menjelaskan, terdapat sebanyak 11 organisasi profesi dan 8 asosiasi kesehatan yang hadir dalam pertemuan di Jakarta Selatan, Selasa (16/01/2024). Dalam kesempatan tersebut, mereka berharap bisa mendengarkan secara langsung visi misi berkenaan dengan bidang kesehatan dari masing-masing paslon. “Apa yang kita harapkan, tentunya kita ingin para tenaga medis dan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Acara ini kita gelar dengan zoom di setiap OP dan asosiasi, dan YouTube di setiap OP dan asosiasi dan itu diikuti teman-teman dari seluruh Indonesia supaya mendengarkan komitmen dari pasangan calon terkait bidang kesehatan,” tuturnya dalam acara di kawasan Jakarta Selatan.

Baca Juga:  H Yaqut Cholil Qoumas Siapkan Kongres GP Ansor

Dirinya juga menyebut, lewat forum ini, pihaknya berharap bisa ada komunikasi produktif yang terjalin langsung antara organisasi profesi kedokteran dan asosiasi kesehatan dengan para paslon. Tujuannya, tak lain menyampaikan aspirasi para anggota di seluruh wilayah Indonesia, agar ke depannya pemimpin negara bisa menyelesaikan masalah kesehatan sembari melibatkan turun tangan organisasi profesi dan asosisasi kesehatan. “Segala permasalahan kesehatan baik itu pelayanan, SDM, baik itu yang berkaitan dengan kesejahteraan, perlindungan hukum dan perlindungan yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang mungkin di beberapa wilayah perlu kita lindungi,” tutur dia.

Di ujung keterangan disampaikan bahwa harapan kepada calon presiden dan wakil presiden mendatang adalah lebih visioner dalam mengangani masalah kesehatan. “Maka ini yang kemudian secara langsung kita ingin sampaikan karena kalau kita bicara visi misi, tidak hanya bicara visi misi secara umum normatif. Tapi perlu ada indikator ukuran yang secara objektif sehingga kita bisa sama-sama memberikan masukan, kita punya daya ungkit untuk ada indikator yang kita bisa pertanggungjawabkan,” pungkasnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA