Search

Lucius Karus Fenomena Spanduk Caleg dan Parpol

Majalahaula.id – Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia  atau Formappi ini memandang spanduk calon legislatif (caleg) maupun bendera partai politik tidak lagi efektif membuat masyarakat untuk memilih dalam Pemilu. Sebaliknya, menurut dia, masyarakat justru tak lagi simpatik pada spanduk, baliho caleg, maupun bendera parpol.

 

“Saya kira dengan masifnya spanduk yang ada di jalanan, saya mulai merasa ini bukan kampanye yang simpatik lagi. Apalagi wajah-wajah yang kita tahu ada di spanduk spanduk itu adalah wajah-wajah petahana, orang-orang yang selama ini tidak pernah kedengaran saat mereka menjabat,” katanya, di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Senin (15/01/2024).

 

Padahal, menurut dia, jika kerja-kerja para caleg petahana itu baik, masyarakat tentu secara otomatis akan kembali memilihnya. “Jadi kalau dia bekerja, kalau dia membangun komunikasi yang intens dengan pemilihnya selama 4 tahun lebih, sepertinya dia enggak perlu bikin spanduk besar-besar dong,” jelas Lucius.

Baca Juga:  Roberth Rouw Peta Jalan untuk Mudik

 

Lucius menambahkan, masyarakat tentu akan jengkel apabila mereka terus disuguhi wajah-wajah caleg, namun minim kinerja saat terpilih. “Yang mustinya kita kemudian disodorkan kinerja hasil kerja selama dia menjabat, bukan wajah yang dengan rona memelas yang kemudian kita saksikan hari-hari di sepanjang jalan,” tandasnya.

 

Adapun spanduk dan baliho para caleg belakangan menghiasi jalanan di daerah-daerah menjelang Pemilu 2024.  Spanduk-spanduk dan bendera partai politik ini pun dikeluhkan oleh masyarakat, salah satunya warga di DKI Jakarta. Sejumlah pengguna jalan mengeluhkan banyaknya bendera partai politik yang berkibar di kiri-kanan pembatas Flyover Senen, Jakarta Pusat.

 

Warga Jakarta Timur Celie (25) mengatakan, dia memaklumi anggota partai yang ingin melakukan kampanye dengan memasang bendera. Namun, menurut dia, alat peraga kampanye (APK) yang terpasang di jalanan terlalu penuh jelang Pemilu 2024 mendatang. “Terlalu penuh, sampai-sampai ada yang pernah kecelakaan. Bendera yang banyak dipasang di flyover juga kadang kepenuhan banget dan bikin orang susah liat jalan. Jatuhnya bukan kayak mau kampanye, tapi lebih kayak ajang gengsi asal menuhin pendukung di jalan,” tegas dia. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA