Search

KH Ma’ruf Amin Ingatkan untuk Menanam Pohon

Majalahaula.id – Wakil Presiden RI ini menekankan bahwa menanam pohon bukan hanya kegiatan kemanusiaan, tapi juga merupakan perintah agama. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya menanam pohon meskipun besok kiamat. Dengan demikian, umat Islam khususnya dan warga bangsa harus menjadikan menanam pohon sebagai hal yang tidak terpisahkan dalam menjag lingkungan.

 

“Andai kata besok hari kiamat, besok kiamat, di tangannya seseorang ada tadi itu pohon, ada bibit pohon, besok hari kiamat, sebaiknya ditanam. Tanam (pohon) walaupun besok akan kiamat. Artinya apa, Nabi itu menyuruh kita menanam pohon, jangan membabat pohon,” katanya dalam sambutannya dalam acara penanaman pohon serentak di Tanara, Serang, Banten, Ahad (14/01/2023).

Baca Juga:  Wagub Jatim Siap Laksanakan Lima Arahan Wapres

Kiai Ma’ruf menjelaskan penanaman pohon memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Dirinya mengatakan Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan umatnya selalu menanam pohon. “Pohon ini membuat sehat memberi manfaat bahkan kata Nabi kalau kita menanam pohon ada buahnya, buahnya dimakan burung dimakan orang tidak kita makan, tapi keburu diambil burung, keburu diambil orang itu sudah sedekah. Jadi kita menanam pohon, berbuah sekalipun buahnya diambil di orang, dimakan burung itu sedekah. Jadi sedekahnya banyak sekali pahalanya. Oleh karena itu Nabi selalu menyuruh menanam pohon, jangan segan menanam pohon,” ujar dia.

Tidak semata menjelaskan soal perintah menanam pohon demi menjaga lingkungan. Yang juga disampaikan pada kegiatan tersebut adalah pesan Nabi Muhammad SAW terkait cabang iman. Hal tersebut disampaikan agar menjadi perhatian bagi hadirin untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Baca Juga:  Wakil Presiden RI Buka Konferensi PCINU Belanda

 

Dia mengatakan menyingkirkan sampah di jalan juga merupakan bagian dari pada iman. “Jadi kalau orang membiarkan sampah itu tidak diangkat dibiarkan apalagi yang membuang, yang membiarkan saja tidak mengambil sudah dianggap, kalau tidak beriman, paling tidak imannya kurang lah. Kalau kurang itu berapa ya? Kalau yang pol imannya 24 karat, yang kurang-kurang itu kalau emas 18 karat. Yang ini ya jangan-jangan, yang sudah nggak peduli, apalagi yang membuang sembarangan, mungkin imannya tinggal sekarat saja,” ujar dia. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA