Majalahaula.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (Direktorat PAUD) mengungkapkan tiga target Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan telah tercapai secara bertahap. Hal itu disampaikan oleh Iwan Syahril selaku Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek.
Tiga target perubahan tersebut, adalah berbagai daerah telah berhasil menghapus tes calistung dari proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada jenjang SD/MI, penerapan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama, dan penerapan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak yang terdiri dari:
1. Mengenal nilai agama dan budi pekerti;
2. Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi;
3. Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar;
4. Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar;
5. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri;
6. Pemaknaan belajar adalah suatu hal yang menyenangkan dan positif.
Diluncurkan melalui Merdeka Belajar Episode ke-24, Iwan menyampaikan Kemendikbud telah bekerja sama untuk menyukseskan program tersebut. Ia berharap upaya tersebut dapat membantu terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan di PAUD dan SD.
“Secara khusus, saya berharap kita dapat terus mendorong terwujudnya tiga target perubahan terutama perubahan praktik pembelajaran di PAUD dan SD sebagai bagian dalam upaya mewujudkan pendidikan berkualitas bagi lebih dari 6 juta anak usia dini di seluruh Indonesia,” ujar Iwan dalam Malam Pembukaan Apresiasi Bunda PAUD Nasional Tahun 2023, Mercure Convention Centre Ancol, Jalan Pantai Indah, Ancol, Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Lebih lanjut, Iwan menyampaikan apresiasi kepada Bunda PAUD yang telah ikut serta menyukseskan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
“Perubahan ini tak luput dari peran serta bunda PAUD yang secara aktif melakukan sosialisasi, advokasi, publikasi dan bahkan pendampingan selama masa PPDB dan MPLS tersebut,” kata Iwan.
Bunda PAUD adalah sebutan bagi istri kepala pemerintahan/kepala daerah yakni gubernur, bupati, wali kota, camat, kepala desa atau lurah dan bertugas membina pendidikan anak usia dini usia 0-6 tahun. Menurut laman resminya, masa jabatan Bunda PAUD bersamaan dengan masa jabatan suami.
Aksi Nyata Bunda PAUD Demi Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
Adapun beragam aksi nyata yang dilakukan Bunda PAUD di antaranya melakukan sosialisasi di daerahnya masing-masing yang bekerja sama dengan dinas pendidikan, melaksanakan advokasi, mempertemukan guru PAUD dan guru SD kelas awal dalam rangka membangun pemahaman bersama, penguatan peran Forum Komunikasi PAUD-SD, serta melakukan sosialisasi dan penguatan pemahaman kemampuan fondasi anak kepada masyarakat dan orang tua.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk Unesco (KNIU), Itje Chodijah turut menyampaikan apresiasi terhadap berbagai inisiatif yang dilakukan Bunda PAUD. Menurutnya, Bunda PAUD berperan penting dalam mengubah pola pikir masyarakat dan orang tua.
“Para Bunda PAUD ini telah mengambil peran kunci untuk mengubah pola pikir masyarakat dan orang tua, dalam memberikan pendampingan lebih bermakna bagi anak-anak mereka”, ungkap Itje.
Atas aksi nyata tersebut, Kemendikbudristek memberikan apresiasi dengan tiga predikat yaitu Wiyata Dharma Utama, Wiyata Dharma Madya, dan Wiyata Dharma Pratama kepada 42 Bunda PAUD. Puncak Apresiasi Bunda PAUD ini telah dilaksanakan pada Rabu pagi, 8 November 2023 di Jakarta.