Majalahaula.id – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Al-Fatimah Pondok Pesantren Modern Al-Fatimah Bojonegoro dikenal sebagai sekolah yang banyak mencetak siswa prestasi. Sekolahan ini sejak awal telah menerapkan kurikulum merdeka.
Kepala SMP Plus Al-Fatimah, Tutik Mariani,M.Pd mengatakan, sebelum ada kurikulum merdeka sekolahan yang didirikan sejak tahun 2007 itu telah lama menerapkan system tracking berupa tes kepada siswa. Tujuannya untuk membantu mengetahui minat dan bakat masing-masing siswa.
Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) akan ditambah jam belajarnya, begitu pula siswa yang menyukai olahraga maka akan diarahkan untuk lebih mendalami olahraga.
“Kami menyesuaikan kebutuhan siswa, menyinkronkan minat mereka, lalu dikembangkan potensinya. Kami tidak lantas memaksa siswa harus pintar di semua mata pelajaran, tapi dengan adanya kurikulum merdeka itu sejalan dengan apa yang sudah kami terapkan sebelum-sebelumnya,” ujarnya.
Tutik menambahkan, sekolah memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk mendalami minat dan bakatnya. Seperti halnya siswa yang cinta olahraga dipersilahkan untuk mengikuti lomba secara online maupun offline. Sama halnya ketika ada siswa yang pintar secara akademik didorong untuk mengikuti kompetisi seperti olimpiade.
“Khusus untuk olimpiade yang diselenggarakan pemerintah, kami menyiapkan waktu khusus untuk siswa dikarantina, dibimbing oleh guru masing-masing. Dari materi dasar, guru juga membuat modul khusus untuk olimpiade itu. Di samping, kami juga memanfaatkan tenaga dosen dari Institut Agama Islam (IAI) Al-Fatimah membantu penguatan siswa jelang lomba. Jadi, seluruh pelindung dilibatkan,” jelasnya.
Tutik yang menjadi kepala sekolah sejak tahun 2017 itu mengatakan, telah banyak prestasi yang diperoleh siswa. Terbaru, siswa memperoleh medali perak di Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat nasional yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
“Kami berhasil mewakili kabupaten ke provinsi kemudian ke provinsi itu alhamdulillah juga mewakili ke tingkat nasional dan di nasional alhamdulillah dapet medali perak untuk OSN bidang IPS,” ujarnya.
Tutik memaparkan, keberhasilan itu tentu saja bukan hanya siswa yang diberi motivasi, tapi guru didorong untuk mengikuti pelatihan yang disedikan oleh pemerintah. Termasuk mengeksplor diri lewat Platform Merdeka Mengajar (PMM). Guru bisa belajar bagaimana mengajar dengan baik, membuat modul ajar yang bagus, karena itu adalah fungsi kepala sekolah.
“Saya mengajak teman-teman untuk mengefektifkan PMM dalam pembelajaran. Lalu memotivasi mereka untuk mengikuti program yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta. Seperti Wardah Inspiring Teacher, program pembaTIK, dan kalau sudah masuk di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) harus ada yang mewakili,” ungkapnya.
“Alhamdulillah guru di SMP Plus Al-Fatimah banyak yang masih muda, semangatnya luar biasa. Dari semangat inilah yang akhirnya ketika mengajar benar-benar dari hati, apa yang diajarkan bisa sampai ke siswa. Saya merangkul guru untuk dilibatkan dalam berbagai kegiatan sekolah, saya ajak berdiskusi terkait program ekrakulikuler sekolah yang bisa mendukung prestasi siswa,” lanjutnya.
Tutik mengatakan, di tahun 2022, siswa banyak mendapat juara di bidang IPS baik di tingkat perguruan tinggi, Puspresnas, maupun olimpiade lain. Sedangkan di bidang olahraga ada tenis meja.
“Kami baru tahun ini adakan lagi pembinaan pencak silat. Antusias ssiswa luar biasa ikut pencak silat, harapannya tahun ini bisa mendapat kejuaran di pencak silat dan mempertahankan kejuaran tenis meja,” imbuhnya. *Lina