Search

Buya Amirsyah, Soal Peran Pesantren dalam Rekam Jejak Bangsa

Majalahaula.id – Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Amirsyah Tambunan, mengungkapkan, ada upaya-upaya tak bertanggung jawab yang ingin menghilangkan peran pesantren dalam rekam jejak bangsa.

Padahal, kata dia, pondok pesantren memiliki peran besar dalam kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para kiai dan santri terlibat dalam perjuangan kemerdekaan. Bahkan, hingga saat ini para kiai dan santri juga didelegasikan untuk mengisi ruang-ruang kepemerintahan agar kedaulatan bangsa Indonesia terus bisa dijaga dan dipelihara.

“Ini merupakan bentuk keniscayaan dan keharusan sebagai generasi pesantren. Tanggung jawab pesantren meliputi dua hal, yaitu tanggung jawab keagamaan (mas’uliyah al-diniyah) dan tanggung jawab kenegaraan (mas’uliyah al-wathaniyah),” ungkap Buya Amirsyah saat menjadi Keynote Speaker dalam kegiatan Islamic Acting Literacy, di Pesantren Tahfizhul Quran (PTQ) Pondok Bambu, Parung, Bogor, dikutip Senin (11/9/2023).

Baca Juga:  Telah Berpulang, Inilah Sosok Pengasuh LPI Dayah Tangse Pidie Aceh

Buya Amirsyah menjelaskan, tanggung jawab mas’uliyah al-diniyah dan mas’uliyah al-wathaniyah tidak boleh dilepaskan dari tanggung jawab pengurus pondok pesantren. Dua tanggung jawab itu nantinya dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu para santri dan santriwati.

Buya Amirsyah lalu mengingatkan adanya fenomena baru yang mengancam eksistensi pondok pesantren. Fenomena tersebut diciptakan sekelompok orang yang berencana menghilangkan peran pesantren dari rekam jejak bangsa.

Fenomena itu diindikasikan dengan menguatnya ancaman ideologi kapitalisme dan sosialisme bagi remaja saat ini. Indikasi lainnya adalah dengan menghilangkan rekam jejak dan peran tokoh bangsa dari para ulama dan santri dari pengetahuan generasi muda di Tanah Air.

“Ada satu fenomena di mana tokoh-tokoh kita yang sudah berjuang tanpa pamrih, pelan-pelan digeser ke suatu kondisi dimana tokoh-tokoh kita ini seolah-olah tidak memiliki arti apa-apa,” paparnya.

Baca Juga:  Pesantren Manba'ul 'Ulum, Siapkan Santri Penghapal Alquran

Dia menegaskan,untuk menangkal fenomena tersebut, pesantren harus menguatkan literasi sejarah keumatan. Para santri harus mengambil bagian dalam penelitian sejarah untuk mengabadikan peran umat Islam dalam perjalanan bangsa Indonesia.

“Supaya kita sebagai anak bangsa generasi penerus tidak kehilangan jejak rekam sejarah. Ingat, sejarah masa lalu ada cermin masa depan, dan masa depan ditentukan oleh generasi sekarang,” tegas Buya Amirsyah.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA