Search

Masjid Rihlatul Jannah Kemenparekraf Resmi Dibuka

Majalahaula.id – Masjid Rihlatul Jannah di lingkungan Kemenparekraf diresmikan dan terbuka untuk umum. Pembangunan masjid menelan biaya besar yang diklaim hasil swasembada.

Masjid ini dibangun guna mengakomodasi aktivitas ibadah bagi para pekerja di Kemenparekraf dan juga sekitarnya. Kendati ada di lingkungan kantor, Sandiaga menyebut masjid ini akan dibuka untuk umum.

“Masjid untuk umum, karena di depan (gerbang) akan dibuka,” ujar Sandiaga setelah peresmian Masjid Rihlatul Jannah di lingkungan Kemenparekraf.

Masjid yang dibangun selama delapan bulan ini rencananya tak hanya menjadi pusat peribadatan, tapi juga akan menjadi pusat kegiatan muamalah, serta tempat memperkuat kerukunan umat beragama.

“Harus jadi pusat muamalah, ekonomi kreatif. Kita buat bazar-bazar ekonomi kreatif,” kata Sandi.

Baca Juga:  Ide Liburan Akhir Tahun yang Menyenangkan

Sandi akan menginstruksikan agar masjid dapat terus diakses oleh umum pada setiap waktu sholat, baik pada hari biasa maupun saat hari libur.

Masjid Rihlatul Jannah memiliki arsitektur yang modern, didominasi warna putih juga abu-abu dan terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama adalah lahan parkir yang dapat menampung sekitar 33 lot mobil, lantai kedua adalah untuk jamaah pria, serta lantai ketiga untuk jamaah wanita.

Daya tampung bangunan sekitar 823 orang, yakni 603 orang untuk lantai dua dan 220 orang pada lantai tiga. Sedangkan pada momen tertentu, area parkir dan teras dapat juga digunakan untuk tempat sholat. Diperkirakan area parkir dapat menampung 500 orang, sedangkan area teras dapat menampung 200 orang.

Baca Juga:  Bisa Melepas Kepenatan Hidup di Puncak Wisata Rumbia Samarinda

Untuk luas bangunan masjid ini sebesar 1.010 meter persegi, sedangkan luas lahannya sebesar 851 meter persegi.

Dalam dokumen tertulis, disebutkan total biaya pembangunan masjid sebesar Rp 23,1 miliar. Sandi menyebut biaya pembangunan Masjid Rihlatul Jannah bersumber dari partisipasi umat dan masyarakat tanpa menggunakan APBN, kecuali lahan masjid didirikan.

“Membangun tanpa dana APBN di sektor Kemenparekraf. Ternyata pak sekjen menemukan pola kolaborasi, semua pendanaan swasembada dari para donatur dan sebagainya,” ucap Sandi.

Dibangunnya Masjid Rihlatul Jannah ini menjadi opsi tempat beribadah atau beristirahat bagi traveler yang sedang berkunjung ke kawasan Monumen Nasional (Monas).

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA