Majalahaula.id – Kisah haru dan menyita perhatian terjadi pada Salami asal Kota Kediri. Nenek berusia 72 tahun itu urung menunaikan ibadah haji lantaran ingat pada mendiang anak yang beberapa hari lalu meninggal dunia. Ia pun meminta pulang kepada petugas dan keluarganya meski ia telah tiba di Asrama Haji Sukolilo dan akan segera berangkat ke Tanah Suci.
“Ibu saya masih berada di Asrama Haji, Sukolilo, sebelum pergi ke bandara. Saat itu, tepat hari tujuh meninggalnya adik saya, ia bertemu dengan petugas dan memohon untuk pulang,” terang Khoirul Anam.
Anak perempuan Salami yang berusia 37 tahun meninggal dunia saat mendampingi murid-muridnya pada acara Porseni di Kota Kediri. Hari Senin saat Salami tiba di Asrama Haji merupakan hari ketujuh usai meninggalnya sang anak.
Anam mengungkapkan, pihaknya telah menjelaskan kondisi ibu mereka yang menderita penyakit pikun selama dua tahun terakhir kepada petugas di Asrama Haji Surabaya. Bahkan, Salami seringkali meminta pulang saat berada di rumahnya sendiri.
“Saya pikir keputusan yang tepat adalah menunda keberangkatan ibu. Mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan untuk berangkat. Ibu menderita penyakit pikun dan merasa tidak nyaman di sana, maka keputusan untuk menunda adalah yang terbaik,” jelas Khoirul Anam, sebagaimana dikutip Antara.
Salami telah mendaftar haji sejak 2011 bersama suaminya. Rencananya ia berangkat sendiri tahun ini karena sang anak yang menggantikan suaminya tidak lolos seleksi sebagai calon jamaah haji. Khoirul Anam berharap adiknya lolos seleksi tahun depan sehingga bisa mendampingi ibunya menjalankan ibadah haji.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kediri, Moh Qayyim, mengatakan bahwa mereka telah menerima rekomendasi dari dokter yang memeriksa kondisi kesehatan nenek Salami. Jika hingga saat keberangkatan terakhir jamaah calon haji Indonesia kondisinya belum membaik, dipastikan Salami tidak dapat berangkat tahun ini.
Qayyim menambahkan bahwa jamaah calon haji diberikan kemungkinan menunda keberangkatan mereka hingga tahun berikutnya jika memang tidak memungkinkan berangkat pada tahun tersebut. “Jika tahun ini tidak memungkinkan, maka secara otomatis mereka akan dipanggil kembali tahun depan,” terang dia.(Hb)