Majalahaula.id – Pustakawan memiliki peran untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kemampuan literasi sampai pada produksi. Peningkatan kompetensi pustakawan juga perlu dimaksimalkan seiring dengan perkembangan teknologi.
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ( Perpusnas ) Muhammad Syarif Bando mengatakan, dalam buku berjudul Intelegence of Nations yang dia baca, parameter dunia bergeser yang kemudian penelitiannya menetapkan ada dua indikator negara terpintar di dunia yaitu intelegensi dan literasi.
Namun Kepala Perpusnas menyebut tidak hanya itu, tapi ada beberapa indikator lain yaitu peringkat universitas, rata-rata income perkapita, jenis barang ekspor hasil teknologi tinggi, fasilitas kesehatan, dan perkembangan teknologi sebuah negara.
Hal ini dia sampaikan pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-50 Ikatan Pustakawan Indonesia dan Peringatan Hari Pustakawan yang jatuh pada 7 Juli 2023.
Hal ini dia sampaikan pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-50 Ikatan Pustakawan Indonesia dan Peringatan Hari Pustakawan yang jatuh pada 7 Juli 2023.
Dia menambahkan, perpustakaan yang dinamis dan tumbuh sejalan dengan perjalanan umat manusia memerlukan peran pustakawan yang lebih kuat untuk menyadarkan masyarakat pentingnya kemampuan literasi sampai pada proses produksi.
“Ke depan bicara tentang bagaimana mengubah persepsi dan cara pandang 278 juta penduduk Indonesia bahwa kita membutuhkan ilmu pengetahuan yang sampai kepada kemampuan memproduksi barang dan jasa sesuai definisi literasi,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (9/7/2023).
Literasi menurutnya adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas yang tinggi untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.
Dalam peringatan Hari Ulang Tahun IPI ke-50 di Perpusnas Medan Merdeka Selatan tersebut, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia (PP-IPI) periode 2022-2025 Syamsul Bahri mengatakan selama 50 tahun sudah banyak program yang dilaksanakan IPI untuk meningkatkan kompetensi anggotanya.
“Tidak hanya memperingati dengan cara yang ditandai dengan seremonial saja, untuk mengingat kembali sejarah panjang perjalanan terbentuknya organisasi IPI dan kegiatan yang lain seperti seminar dan lain-lain sebagainya untuk mendukung profesionalitas anggota,” ujarnya.
Syamsul menambahkan, IPI akan terus belajar dari berbagai kiprah yang sudah dilakukan untuk mengisi kegiatan para pustakawan yang saat ini berada dalam lingkungan perubahan.
Salah satunya menggelar Sarasehan Ikatan Pustakawan Indonesia yang menghadirkan narasumber yaitu Perwakilan PP-IPI Zulfikar Zein, Pustakawan Perpusnas Luthfiati Makarim, dan Plt. Kepala Divisi Perpustakaan Public Exposure dan MU- BI Institute Shiddieq Adityarahman.
Syamsul berharap kegiatan sarasehan ini akan melahirkan pemikiran dan gagasan baru baik dalam mengelola organisasi profesi maupun dalam menyiapkan program untuk para pustakawan dan seluruh tenaga pengolah perusahaan yang berdampak kepada pelayanan perpustakaan yang lebih baik.
“Seperti hari ini, di mana kita sudah masuk di era perubahan dan pascapandemi covid tentunya tepat pula kita mendengarkan atau mengikuti berbagai perkembangan pengelolaan informasi di era digital,” pungkasnya.