Search

Pengembangan Wisata Megalitikum di Tanah Air

Majalahaula.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tengah merumuskan strategi untuk pengembangan wisata megalitikum di Tanah Air yang dinilai memiliki potensi daya tarik wisata yang besar.

Sandiaga menyebut, beberapa di antaranya seperti Gunung Padang di Cianjur, Pokekea di Taman Nasional Lore Lindu, serta beberapa destinasi di Flores.
“Situs-situs megalitikum ini adalah warisan budaya masa lalu yang memiliki potensi yang sangat besar, dan saya sudah melihat di beberapa tempat bisa menjadi obyek wisata warisan budaya,” katanya di Jakarta, Senin (4/7/2023).

Sandiaga menambahkan, salah satu strategi pengembangannya adalah melalui storynomics tourism atau pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, serta kultur hidup menggunakan kekuatan budaya sebagai darah daging sebuah destinasi.
“Jadi kami strateginya adalah mengemas sumber daya situs obyek ini dengan sebuah cerita, storynomics, yang terdiversifikasi dari satu destinasi ke destinasi lainnya, dan memiliki diferensiasi sehingga penempatan dari produk wisata budayanya ini bisa kita arahkan ke target pasar yang tepat,” ucapnya.

Baca Juga:  Pelaku Wisata Diminta Disiplin saat ke Gunung Bromo

Lebih jauh, mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu menilai, ekosistem wisata lain di sekitar destinasi wisata megalitikum juga harus dibentuk dan diperkuat. Misalnya, melengkapinya dengan desa wisata dan taman bumi (geopark).
Selain itu, tambah Sandiaga, pengembangan destinasi megalitikum ini juga perlu dilakukan dengan pendekatan berbasis konservasi dan pembangunan infrastruktur masa depan yang berkelanjutan. Sehingga, pada praktiknya tidak akan merusak alam.

Apalagi, Sandiaga melihat sebagian wisatawan kini tertarik pada destinasi yang mengutamakan kepedulian lingkungan. Selain promosi yang masif dari pemerintah, Sandiaga turut menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata untuk menyukseskan sebuah obyek wisata.

Upaya seperti pedampingan dan pelatihan seperti kepada masyarakat desa wisata, pemandu, dam pengelola destinasi wisata akan terus dilakukan. “Masyarakat desa ikut memelihara, memastikan bahwa situs-situs megalitikum ini akan tetap ada untuk ratusan, ribuan, mungkin jutaan tahun ke depan,” ucapnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA