Search

Pesantren Darul Falah Bondowoso, Miliki Lembaga Pendidikan Lengkap

Majalahaula.id – Meskipun sebagian proses pembelajaran mengangkat cara tradisional para pendiri. Pesantren yang berjarak 29, 7 kilometer dari alun-alun kota Bondowoso ini memiliki fasilitas yang lengkap juga disediakan untuk santri. Yakni dari segi pendidikan, Pesantren Darul Falah sudah memiliki lembaga Pendidikan yang lengkap seperti, PAUD, TK, MI, MTs, MA, SMK, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS), dan Diniyah.

Kiai Qodir menjelaskan, di Pesantren Darul Falah lembaga pendidikan bernaung dalam Yayasan Pendidikan Pesantren Darul Falah Ramban Kulon. Sebagai suatu organisasi pendidikan memiliki beberapa lembaga formal dan non-formal.

Diantaranya, ada Lembaga formal terdiri dari beberapa jenjang pendidikan, antara lain : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Darul Falah, Taman Kanak-kanak (TK) Darul Falah, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Falah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Falah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darul Falah, Madrasah Aliyah (MA) Darul Falah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Darul Falah, Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Darul Falah Bondowoso

Baca Juga:  Gubernur Jatim Pimpin Acara Peletakan Batu Pertama Masjid Kanzul ‘Arsy di Pesantren Al Fatimah Bojonegoro

Sedangkan untuk Lembaga pendidikan non-formal terdiri dari, Madrasah Diniyah Sufla Darul Falah, Madrasah Diniyah Wustho Darul Falah, Madrasah Diniyah Ulya Darul Falah, Pondok Pesantren Darul Falah, Pondok Pesantren Putra dan Pondok Pesantren Putri.

Selain lembaga pendidikannya yang lengkap, berbagai kegiatan ekstrakurikuler juga disediakan di pesantren ini. Seperti Ekstrakurikuler Tahfidz al-Qur’an, Pengajian Kitab Kuning, Ziarah, Musyawarah Ma’hadiyah, Bahtsul Ma’sail, Diskusi Ilmiah, Hadrah/Rebana, Pengembangan Berbagai Olahraga, Keterampilan Wirausaha.

“Seperti halnya pesantren lain, di pesantren ini juga ada yang mukim dan ada dari masyarakat yang mengikuti ngaji kitab kuning saja,” kata Kiai Qodir.

Kurikulum yang digunakan, lanjut Kiai Qodir, tidak jauh beda dengan pesantren salaf pada umumnya. Yang ditambahkan adalah berupa pengembangan teknologi di lembaga pendidikan. Agar santri tidak hanya belajar agama atau teknologi saja. Namun bisa menguasai keduanya. Sehingga kepintaranya nanti disertai dengan attitude yang baik.

Baca Juga:  Perjuangan Mbah Hasyim dalam Mendirikan Pesantren Tebuireng

“Karena membangun karakter ini lebih kuat dari pada sekedar, belajar keilmuan. Ketimbang hanya tahu keimanan saja. Apalagi sekarang banyak sekali kasus kekerasan yang terjadi di pesantren,” papar Kiai Qodir.

Memang, kekerasan yang terjadi juga tidak semua kesalahan pesantren. Sebab, pesantren tidak bisa sepenuhnya memberikan pengawasan. Ada kalanya santri juga bebas melakukan kegiatan. Nah di sini fungsinya memperkuat pendidikan karakter.

Kiai Qodir menuturkan, di pesantren ini memiliki 771 santri di lembaga non formal. Tentu karakteristik santri juga berbeda. Pelanggaran pasti pernah dilakukan oleh santri, namun seluruh keluarga pengasuh sepakat untuk kekerasan tidak boleh dilakukan dengan alasan apa pun.

“Harapannya, tidak terjadi lagi berita kekerasan di pesantren, apa lagi sampai melibatkan jalur hukum. Karena pesantren pusatnya pendidikan karakter, memperkuat nilai, dan memperdalam ilmu agama,” pungkasnya. Dy

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA