Search

Jangan Seret Nahdlatul Ulama ke Ranah Politik Praktis

Majalahaula.id – Sejumlah tokoh atau kader Nahdlatul Ulama banyak dilirik oleh partai politik di ajang kontestasi pemilihan presiden atau pilpres. Banyak dari tokoh-tokoh tersebur kini mulai disandingkan dengan calon pimpinan negara.

Menanggapi hal itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi tak mempersoalkan jika ada tokoh NU yang dilirik para kontestan Pilpres 2024. Meski begitu, Gus Fahrur menegaskan pada Pilpres mendatang NU secara organisasi tidak akan memberikan rekomendasi dukungan kepada siapapun.

“Kalau NU secara lembaga tidak boleh dilibatkan dalam urusan politik karena kami tidak akan pernah dukung mendukung siapapun. Namun, warga NU mempunyai hak politik dan itu tidak masalah karena hak pribadi,” katanya, Senin (27/3/2023).

Baca Juga:  Panji Gumilang Tersangka, PBNU Siap Tampung Santri Al-Zaytun

Gus Fahrur tak menampik jika NU dalam berbagai kontestasi memang kerap dilirik lantaran memiliki basis massa besar dan mayoritas di masyarakat. Belum lagi, NU punya segudang tokoh potensial yang berkiprah di berbagai posisi. Baik di tingkat regional maupun di panggung nasional.

Meski demikian, sebagai ormas keagamaan NU secara organisasi dan kelembagaan sudah memberikan garis tegas. Yakni, memastikan tidak akan terlibat dalam politik praktis. Termasuk tidak ada yang menyeret institusi NU dalam arus politik.

Hal itu merupakan sikap resmi organisasi dan kerap disampaikan dalam berbagai kesempatan di publik. Namun, NU tetap akan menghormati hak politik masing-masing yang melekat sebagai warga negara republik ini.

Baca Juga:  Puncak Arus Balik, Warga Diingatkan Cek Kondisi Fisik dan Kendaraan

“Kalau ada yang ingin menggaet tokoh dari NU itu wajar dan sah. Tapi, secara organisasi NU tidak akan mendukung salah satu calon atau memberikan rekomendasi calon. Kami tidak boleh diseret,” ungkap Gus Fahrur.

Selain urusan figur, di sisi lain Gus Fahrur juga menyatakan tak masalah jika ada calon yang melakukan silaturahmi kepada para kiai. Itu lantaran merupakan hak pribadi kiai dan sangat dihormati. PBNU tidak akan mengintervensi urusan pribadi.

“Tentu kami tidak akan berbicara politik praktis. Melainkan berbicara politik kebangsaan. Misalnya, menganjurkan untuk pemimpin yang jujur, anti korupsi yang baik,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Bululawang Malang ini. (Hb)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA