Search

1 Ramadlan 1444 Hijriyah Jatuh pada Kamis 23 Maret 2023

Majalahaula.id – Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menetapkan awal Ramadlan 1444 Hijriyah dimulai pada Kamis (23/03/2023). Ketetapan itu diputuskan melalui sidang isbat dan didasarkan atas hasil rukyatul hilal pada Rabu (22/03/2023) petang di 124 titik pada 34 provinsi.

“Tadi kita sepakat secara mufakat bahwa 1 Ramadlan 1444 Hijriyah jatuh pada hari Kamis 23 Maret 2023 Masehi,” ucap Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers usai sidang isbat di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Rabu (22/03/2023).

Kementerian Agama dalam menetapkan bulan qamariyah selalu menggunakan metode hisab (perhitungan) dan metode rukyat (pengamatan langsung keberadaan hilal). Kedua metode ini saling melengkapi satu sama lain. Perukyat harus menguasai hisab, karena tanpanya tidak bisa merukyat dengan baik. Begitu pula hisab yang bersifat informatif tentang posisi hilal, harus dirukyat.

Baca Juga:  Pesan Hari Santri: Bila NU Dijelekkan, Warga NU Harus Bergerak

Sebagai informasi, hilal awal Ramadlan 1444 H saat ini sudah berada di atas ufuk, yakni tepatnya +8 derajat 15 menit 56 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Rabu Pahing 22 Maret 2023 M pukul 00:25:22 WIB.

Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 0 derajat 32 menit 56 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 3 derajat 39 menit 59 detik utara titik barat. Kedudukan hilal berada pada 3 derajat 6 menit 23 detik utara matahari dalam keadaan miring ke utara dengan elongasi 9 derajat 42 menit 10 detik. Sementara lama hilal 37 menit 06 detik.

Baca Juga:  Ratusan Wartawan di Surabaya Ikut Vaksinasi Covid-19

Sebagai informasi, sidang isbat penetapan 1 Ramadlan 1444 H dipimpin langsung oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, anggota tim hisab rukyat Kementerian Agama, serta pimpinan ormas Islam dan pondok pesantren. (Hb)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA