Search

Madrasah Diniyah Pertama Dibuka di Tokyo

Majalahaula.id – Madrasah Diniyah perdana dibuka di Masjid Indonesia Tokyo (MIT) dengan tujuan memberikan tambahan pengetahuan terkait agama Islam kepada siswa-siswi Muslim Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT).

Pembina Madrasah Diniyah MIT Zahrul Muttaqin menyampaikan pembukaan Madrasah Diniyah yang bertajuk Madin at SRIT sejak Oktober 2022 itu dilatarbelakangi kerisauan para orangtua murid SRIT yang menginginkan anak-anaknya mendapat pengetahuan dan kegiatan keagamaan tambahan, khususnya Islam, seperti di Indonesia.

Zahrul Muttaqin menambahkan, terdapat MIT yang dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas pembelajaran tersebut. Ide tersebut berlanjut dengan mendatangkan ustaz yang juga seorang hafidz dari Al Hikam, Depok, Jawa Barat, untuk membantu menyusun kurikulum.

“Kami coba untuk mengambil kurikulum Madrasah Diniyah yang ada di sana, kemudian diadaptasi dengan keterbatasan waktu dan sumber daya yang ada di sini. Kami juga dibantu oleh guru-guru dari SRIT, terutama guru agama. Kami berharap akan lebih baik lagi, sedikit demi sedikit dan mudah-mudahan menjadi Madrasah Diniyah yang sesuai kurikulum yang ada di Indonesia,” katanya.

Baca Juga:  SMKN 2 Surabaya Terapkan UKK di 5 Desa Kabupaten Sidoarjo

Zahrul Muttaqin menambahkan, Madin atau SRIT saat ini baru menerima siswa dari SRIT dan jam pelajarannya disesuaikan dengan jadwal di sekolah tersebut, yakni sepulang sekolah dengan durasi belajar satu hingga 1,5 jam. Meskipun juga ada beberapa permintaan dari luar, anak WNI kita di luar SRIT dan di sekolah-sekolah Jepang juga, untuk bisa mendapatkan pelajaran yang sama.

“Untuk saat ini kami belum bisa memenuhi itu, ke depan kami sambil berjalan. Kami coba untuk mengakomodasikan kebutuhan dari luar SRIT tersebut,” kata Atase Kehutanan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo tersebut.

Zahrul Muttaqin berharap bisa menumbuhkan keinginan orang tua untuk menyekolahkan anaknya diSRIT. Tentunya menjadikan lulusan SRIT tidak hanya memiliki intelektualitas yang tinggi, tetapi juga keimanan dan ketakwaan yang berbasiskan Islam rahmatan lil ‘alamin yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang selama ini kita pahami bersama.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA