Majalahaula.id, SURABAYA – Perkembangan PT Aula Media Nahdlatul Ulama yang terus berkembang dari tahun ke tahun, diam-diam menarik perhatian Majalah Risalah. Majalah yang bermarkas di gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta ini, berharap bisa mengikuti langkah Majalah Aula yang resmi berstatus perusahaan pers atau PT.
Harapan ini terekam dalam kunjungan kru Majalah Risalah ke kantor Aula Media Grup (AMG) di gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, di Jalan Masjid Al Akbar Timur No 9 Surabaya, Ahad (5/2/2023). Rombangan kru Majalah Risalah berjumlah 11 orang tersebut dipimpin langsung oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) KH Mustofa Hilmi dan H Huda Sabily (Redpel), disambut langsung oleh Pemimpin Perusahaan AMG, H Moch. Djamil Masduki.
Pemred Majalah Risalah KH Mustofa Hilmi mengaku sejak lama tertarik untuk membuat perusahaan pers untuk Risalah. Namun, diakuinya untuk mengawal pendirian PT cukuplah sulit, mengingat selama ini Majalah Risalah berada di bawah Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PBNU. “Untuk langkah awalnya masih bingung. Apa harus ke LTN, atau langsung ke PBNU,” katanya.
Karenanya, lanjut Kiai Hilmi, bersamaan dengan puncak peringatan Harlah 1 Abad di Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) besok, kru Majalah Risalah menyempatkan diri untuk road show atau kunjungan ke media-media NU di Jawa Timur, salah satunya Majalah Aula. “Kita perlu banyak belajar dari Majalah Aula, tidak hanya tata cara pengurusan perusahaan pers, tapi juga bagaimana mengelola pemasaran Majalah yang kini oplahnya masih cukup besar,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Pemimpin Perusahaan AMG H Moch. Djamil Masduki menyampaikan, pendirian perusahaan pers untuk Majalah Aula masih tergolong baru, yakni pada tahun 2014. Ide pendirian PT itu datang dari Arief Affandi yang kala itu diamanahi PWNU Jatim sebagai pimpinan umum, dan Almarhum Dr H Echwan Siswandi sebagai Direktur Perusahaan.
Langkah dua pimpinan Majalah Aula ini kemudian didukung oleh PWNU Jatim sebagai pemilik saham. “Dari situ kemudian PT terbentuk dan menjadi perusahaan mandiri milik PWNU Jatim,” kata Djamil.
Pendirian PT AMNU tersebut, lanjut Djamil, bisa menjadikan Majalah Aula lebih eksis, dan berkembang. Bahkan dengan PT ini, Majalah Aula bisa menjadi kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar, pemerintahan, dan institusi-institusi yang lain. “Setelah PT, kita bisa memperolah iklan dari perusahaan,” kata Djamil sembari menjelaskan jika Majalah Aula saat ini sudah resmi tersertifikasi di Dewan Pers.
Dari sini, kata Djamil, PT AMNU bisa memberikan sumbangsih ke PWNU Jatim. “Tiap tahun kita ada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham),” terang Djamil.
Bahkan kini, tambah Djamil, AMG telah mengembangkan banyak platform media. Diantaranya Aula TV, Aula Radio, Aula Channel Youtube, dan portal berita, yakni majalahaula.id, aulanews.id, dan E-Harian. “Dengan convergensi media, AMG ini diharapkan bisa menjadikan AMG semakin berkembang,” harapnya.
Penjelasan Djamil tentang AMG tersebut, langsung mendapat perhatian serius dari Redpel Majalah Risalah H Huda Sabily. Ia mengaku sangat tertarik dengan convergensi media tersebut.
Menurutnya dengan cara ini justru mempermudah media dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan ataupun pemerintahan. Baik dalam bentuk iklan ataupun yang lainnya. “Konvergensi seperti itu juga mulai kita terapkan. Kita punya portal berita dan youtube juga. Tapi ya itu, sayangnya kita belum PT,” kata Huda.
Ia mengaku perlu banyak belajar di Majalah Aula. Namun karena harus berbagi waktu berkunjung ke beberapa media NU yang lain, Huda berharap kru Majalah Aula atau AMG bisa berbalas kunjungan ke kantor redaksi Majalah Risalah di Gedung PBNU Jakarta Pusat.
“Kapan-kapan bisa berkunjung ke Risalah kalau pas ke Jakarta atau ke PBNU,” tutup Huda sembari berpamitan dengan bertukar hasil penerbitan majalah. (sir)