Majalahaula.id – Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU Jepang mengadakan seminar haji dan umrah secara hybrid, Ahad (29/01/2023). Acara tersebut terselenggara atas kerja sama dengan tim ngopi dan piknik Masjid Kawaguchiko Jepang dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang.
Seminar haji dan umrah itu menghadirkan Mustasyar PCINU Jepang KH Dadang Jaelani, A’wan Syuriyah PCINU Jepang Ustadz Bambang Harianto, dan Dewan Penasihat PCIMNU Jepang Nadiatus Salama, dan Nilasventu Anggraini.
“Seminar ini bertujuan untuk memberikan informasi haji dan umrah dari Jepang karena banyak warga muslim yang berdomisili di Jepang membutuhkan informasi tentang bagaimana cara berangkat haji dan umrah,” kata Ketua Panitia sekaligus Ketua II PCIMNU Jepang, Tuti Alawiyah, Jumat (03/02/2023).
Sementara itu, KH Dadang Jaelani menyampaikan materi pengajian tentang keutamaan haji dan umrah. Ia banyak mengutip dan membaca kitab Matan Idhah Fi al-Manasik karya Imam Nawawi. Hal senada tentang haji dan umrah juga disampaikan oleh pemateri Ustadz Bambang Harianto.
Sedangkan Nadiatus Salama memberikan tiga tips utama bagi mahasiswa yang ingin berangkat haji dari Jepang semasa kuliah. “Selain niat yang kuat untuk berhaji, hal yang harus dipikirkan dan dipersiapkan adalah keuangan yakni menabung dari beasiswa atau arubaito,” katanya. Yang tidak kalah pentingnya yaitu syarat akademik berupa izin ke dosen pembimbing, dan keluarga bagi yang membawa keluarga ke Jepang. “Bagi mahasiswa, minimal tanggungan akademik jurnal dan konferensi sudah selesai, atau minimal separuhnya selesai, baru kemudian meminta izin ke Sensei,” ungkap Nadia.
Nilasventu Anggraini menyampaikan suka dan duka membawa anak ketika haji dan umrah. Kendati begitu, ia merasa keputusan membawa anak adalah pilihan terbaik. “Pada awalnya saya merasa khawatir membawa anak saat berhaji. Namun, ketika sudah di tanah suci, justru saya merasa sayalah yang dimotivasi oleh anak agar bersemangat dalam menjalankan ibadah haji,” ujarnya. (Ful)