Majalahaula.id – Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang demikian ketat, tidak ada pilihan bagi pengusaha untuk bersinergi. Dengan bersatu, maka dapat menjawab peluang yang demikian luas, apalagi ditambah dengan rasa memiliki yang tinggi. Yang juga penting untuk dilakukan adalah berhimpun dalam koperasi yang berbasis syariah.
Karenanya, pemerintah melalui Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak Nahdlatul Ulama (NU) membentuk badan usaha, khususnya koperasi berbasis syariah. Hal itu tak lepas dari kehadiran NU sebagai organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia yang disebut memiliki potensi ekonomi syariah. “Mari kita ciptakan badan usaha NU, di mana yang paling tepat memang koperasi, baik itu tingkat wilayah ataupun cabang,” kata Teten dalam keterangannya, Senin (19/12/2022).
Dirinya mengimbau agar warga NU jangan sampai berusaha sendiri-sendiri, baik itu petani, nelayan, atau pedagang warung. Apalagi di sektor pertanian. Teten berujar masih banyak petani perorangan yang memiliki lahan sempit di bawah setengah hektare. Dan hal tersebut tentu saja menyulitkan untuk dapat bersaing dan mudah dikalahkan oleh mekanisme pasar. “Akan sulit kita bangun ekonomi pertanian yang produktif dan efisien serta membawa kesejahteraan apabila berjalan sendiri-sendiri,” kata mantan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Teten menjelaskan badan usaha yang dibentuk NU harus menjadi bagian supply chain usaha umat, bukan menjadi kompetitor. Pasalnya apabila warga NU membuka warung sendiri-sendiri, akan sulit menyaingi ritel modern. Menurut dia, koperasi punya potensi besar menjadi satu kekuatan ekonomi umat jika kemampuan manajerial, modernisasi, dan jaringan usahanya ditingkatkan. “Saya harap NU tidak hanya mencetak kader yang mumpuni dalam ilmu agama, namun juga enterpreneur muda yang kontributif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Teten.
Dijelaskannya bahwa koperasi merupakan badan usaha yang disebut sangat dekat dari masyarakat. Akses usaha seperti bahan baku, permodalan, serta pasar juga akan semakin mudah dengan berkoperasi. “Dalam hal ini, saya tidak ingin pikirkan konsep ekonomi yang besar-besar, tapi coba kita pikirkan model ekonomi yang membumi untuk kepentingan umat,” katanya. (Ful)