Majalahaula.id – Indonesia datang ke konferensi perubahan iklim dunia atau COP27 Sharm El Sheikh, Mesir dengan ‘kepala tegak dan bukan follower’. Dalam agenda yang dihadiri para pemimpin dunia dan ribuan delegasi berbagai negara untuk membicarakan aksi iklim, Indonesia justru telah menunjukkan komitmen perubahan iklim dengan memberi contoh konkret kerja berbasis bukti, bukan lagi sebatas janji.
“Kebijakan iklim dan berbagai upaya serta capaian yang ada menunjukkan komitmen nyata Indonesia berbasis bukti, bukan janji dan jelas bukan follower karena aksi iklim Indonesia melalui serangkaian kerja, implementasi yang terukur dengan tetap mempertahankan jurisdiksi dan kedaulatan,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ini, Ahad (06/11/2022) di Sharm El Sheikh.
Secara konkrit pasca COP26, kerja nyata aksi iklim ditindaklanjuti menteri dengan meluncurkan Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030. Selanjutnya sebelum COP27, Indonesia bahkan telah menandatangani MoU dengan tiga negara sekaligus yakni AS, Norwegia dan Inggris untuk peningkatan hubungan bilateral mendukung FoLU Net Sink 2030.
Norwegia juga melakukan kontribusi tahap pertama berbasis hasil sebesar 56 juta Dollar AS untuk mendukung implementasi berkelanjutan Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 Indonesia. Kontribusi tahap pertama berbasis hasil ini adalah untuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi secara independen sebesar 11,2 juta ton dari pengurangan deforestasi dan degradasi hutan Indonesia pada tahun 2016/2017. Indonesia terbukti berhasil menurunkan deforestasi ke tingkat paling terendah selama dua dekade, menjadi 114 ribu ha per tahun pada 2019-2020 dan 2020-2021.
Secara ambisius Indonesia juga melangkah berani dengan enhanced NDC yang mencerminkan peningkatan target penurunan emisi dari 29 persen menjadi 31,89 persen tanpa syarat; dan 41 persen menjadi 43,20 persen dengan dukungan kerjasama dunia internasional.
Enhanced NDC ini merupakan transisi menuju NDC Kedua Indonesia yang selaras dengan Long-Term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR) 2050 dengan visi mencapai net-zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Indonesia katanya akan terus bekerja untuk aksi iklim yang nyata dan tidak bergantung pada ketidakpastian janji terkait pendanaan iklim global. (Ful)