Search

SD dan SMP di Surabaya Terapkan 2 jam Pendidikan Karakter

Majalahaula.id – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan motivasi kepada 883 Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) SD dan SMP Negeri di Gedung Convention Hall Kota Surabaya, Selasa (4/10/2022). Oleh sebab itu, ia meminta kepada para guru untuk membentuk karakter siswa melalui pembenahan pola pembelajaran.

“Alhamdulillah guru – guru ini sudah diangkat menjadi PPPK, maka ada hasil, gaji, dan juga tunjangan yang kita berikan. Karena itu saya sampaikan bahwa mereka adalah orang – orang yang bisa menciptakan pemimpin yang memiliki akhlakul karimah,” kata Wali Kota Eri Cahyadi saat memberikan pengarahan kepada Guru PPPK SD dan SMP Negeri se Kota Surabaya.

Sebab, menurutnya, para siswa saat ini mudah jenuh selama proses pembelajaran. Maka, perlu adanya pembenahan kurikulum pengajaran yang tetap berdasarkan pada aturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI. Yakni, minimal waktu belajar dalam satu hari.

“Dihitung benar berapa sehari (jam belajar) yang ditentukan oleh Kemendikbud Ristek. Satu hari minimal berapa jam, kalau jam 12.00 WIB sudah terpenuhi, maka selesaikan pembelajaran pada jam 12.00 WIB. Tapi ketika pukul 12.00 WIB sampai 14.00 WIB, bentuklah karakter siswa,” terangnya,

Baca Juga:  Pendaftaran Paskibraka 2023 Dibuka

Cak Eri sapaan lekatnya mengaku, kepandaian seorang siswa juga harus diimbangi dengan karakter yang kuat. Sekolah wajib menyediakan kegiatan yang berlandaskan untuk pembentukan karakter para siswa, seperti melalui kegiatan seni dan keagamaan.

“Jadikan anak -anak itu memiliki mental baja, agar ketika menghadapi dunia nyata, dia memiliki kemampuan luar biasa. Tujuannya adalah mencerdaskan anak – anak untuk menjadi pemimpin bangsa,” ungkapnya dilansir dari harianmerahputih.id.

Lebih lanjut, ia meminta para guru untuk membuat para anak didiknya bisa menghormati orang tua dan para guru di sekolah. “Saya sedih ketika ada anak didik yang menjadi anak hebat, tetapi lupa pada gurunya. Padahal salah satu orang tua kita adalah guru. Saya minta para guru mengajarkan anak – anak untuk mencium tangan, itulah yang saya maksud dengan pembentukan karakter,” jelasnya.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Kedinding Lor Gelar Rutinan Majelis Dzikir dan Haul Akbar

Di sisi lain, pembebanan kurikulum ajar yang akan dilakukan akan mulai digelar pada November 2022. Sebab, ia ingin menciptakan anak – anak Kota Surabaya yang saling bersosialisasi dan berani mengemukakan pendapat. Tidak hanya terus mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang menumpuk setiap harinya.

“Berjalan pada bulan depan (November 2022). Setelah dihitung oleh Kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh ternyata memang cukup sampai jam 12.00 WIB itu boleh. Berarti jam 12.00 WIB ke atas untuk pembentukan karakter. Karena saya tidak mau anak – anak surabaya menjadi menjadi individual,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh 883 Guru PPPK, dengan 284 diantaranya adalah Guru SD Negeri dan 599 Guru SMP Negeri.

“Tadi Pak Wali Kota Eri Cahyadi memberikan pengarahan untuk persiapan pola pembelajaran baru pada bulan depan (November 2022), artinya bisa menjadi hadiah bagi peringatan Hari Pahlawan,” kata Yusuf.

Baca Juga:  Unair Kirim Vaksin InaVac ke Kemenkes

Untuk penyesuaian dengan para guru, ia menjelaskan bahwa para guru tinggal merubah pola pembelajaran baru yang berfokus pada pembentukan karakter siswa. “Maka kita sebut dengan Sekolah Arek Suroboyo, yakni sekolah yang Aman, Ramah Anak, Kreatif, Edukasi dan Kegotongroyongan untuk membangunkan karakter siswa,” ujarnya.

Selama dua jam kegiatan pembentukan karakter siswa tersebut, Yusuf meyakinkan bahwa para siswa akan merasa bahagia selama berada di sekolah. Karena sekolah tidak merubah kurikulum yang telah terbentuk. Hal tersebut merupakan implementasi kurikulum Belajar Merdeka – Merdeka Belajar, yaitu membuat anak – anak merasa senang dan nyaman saat berada di lingkungan sekolah.

“Maka kita harus merubah pola dengan memberikan jam khusus, kami tengah menyiapkan dari ekstrakulikuler di setiap sekolah. Kita rombak pola untuk kita efektifkan jam pembelajaran,” pungkasnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA