Search

PCNU Sumenep Jadikan Ranting sebagai Pusat Peringatan 1 Abad NU dan HSN

Majalahaula.id – Jika Pemerintah Republik Indonesia gencar menyatakan pembangunan dimulai dari desa, mungkin inilah yang mengilhami Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep yang menegaskan Ranting NU akan dijadikan pusat peringatan 1 Abad NU sekaligus Hari Santri Nasional (HSN) di Sumenep.

Ketua PCNU Sumenep KH A. Pandji Taufiq menyatakan, seluruh rentetan acara peringatan 1 Abad NU dan HSN disesuaikan dengan visi misi PCNU Sumenep, yakni penguatan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU). “Kali ini bukan lagi zamannya kegiatan dilaksanakan di PCNU dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU). Kini zamannya membahas Kampung NU atau warga NU yang ada di desa, masjid dan musala,” ungkap Kiai Pandji saat membuka acara pematangan rencana seminar nasional ‘Membedah Keteladanan KH Abdullah Sajjad’, di kantor PCNU setempat.

Baca Juga:  Semangat Literasi, LTN NU Trenggalek Rilis 3 Buku

“Gerbong besarnya adalah kegiatan HSN dan 1 Abad NU. Oleh karenanya kami pusatkan kegiatan di ranting, baik kedatangan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Musthafa dan tamu lainnya,” tutur alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu pada peserta rapat.

Sebelumnya, PCNU Sumenep telah mengundang Kiai Zulfa Musthafa sejak 1 tahun yang lalu. Panitia memutuskan kegiatan ini dipusatkan di 3 titik, yaitu Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aeng Dake Bluto, Pendopo Sumenep dan Ranting NU Gapura Tengah.

Selain itu, pihaknya juga mengundang Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. Misi kegiatannya adalah bagaimana menguatkan ranting. “Puncak kegiatan, insyaallah akan dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang bakal dipusatkan di ranting pula. Kami sengaja meletakkan kegiatan di ranting agar Nahdliyin di desa ikut merasakan kehadiran NU,” tegasnya.

Baca Juga:  Gelorakan Semangat & Cinta Menyongsong 1 Abad NU

Menurut Kiai Pandji, puncak kesantrian diletakkan pada sosok KH Abdullah Sajjad bin Muhammad Syarqawi yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk negeri hingga wafat di ujung peluru Belanda. “Rapat kali ini harus mencari dan menjual kemasan acara agar menarik semua lapisan masyarakat. Jika dikemas baik, maka masyarakat akan mendapatkan informasi tentang nilai-nilai yang diajarkan Kiai Sajjad sehingga bisa meneladani serpihan perjuangannya,” harapnya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA