Search

Pesantren Al-Manshur Popongan Klaten,  Dapat Kunjungan Wagub Jateng

wakil bupati

Majalahaula.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimoen menghadiri Haul ke-68 Al-Maghfurlah KH M Manshur (Mbah Manshur) dan Khataman Qur’an, Selasa (27/9/2022). Dalam sambutannya, Wagub mengakui kagum terhadap kultur pesantren yang didirikan pada tahun 1926 tersebut.

“Artinya Pesantren Popongan ini usianya tidak muda lagi, bahkan sudah 4 generasi. Sebab didirikan pada tahun 1926,” ujarnya.

Gus Yasin sapaan akrab Taj Yasin menuturkan, perjuangan Kiai Manshur Popongan sebelum mendirikan pesantren. Dikatakan, Mbah Manshur memberikan pelajaran mengaji kepada masyarakat sekitar dalam bentuk halaqah kecil.

“Beberapa tahun kemudian, muridnya semakin banyak dan datang dari berbagai daerah. Ayah mertuanya yang merupakan tokoh berkemampuan ekonomi, membantu mendirikan bangunan pondok dan masjid. Pembangunan itu dilakukan secara swadaya dan gotong royong,” terangnya.

Baca Juga:  KH Yusuf Chudlori, Respons Fashion Week

Salah satu yang menarik dari Pesantren Al-Manshur menurut Taj Yasin adalah kulturnya yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran guru-gurunya terdahulu. Kiai Manshur kala itu mengajarkan tarekat naqsyabandiyah.

“Hingga sekarang ajaran itu tetap dipegang. Terbukti pengisi dakwah yang dihadirkan adalah KH Munif Zuhri dari Pesantren

Gus Yasin pun meminta para santri tidak hanya menyerap ilmu yang diberikan di Pesantren Al-Manshur. Lebih dari itu, mereka diharapkan bisa mencontoh apa yang dilakukan para dzurriyah KH Manshur.

“Semoga para santri benar-benar bisa mencontoh, bukan hanya menyerap ilmunya saja. Tetapi juga bisa mencontoh apa yang dilakukan para dzurriyah KH Manshur,”pesannya.

Dirinya meminta para orang tua untuk tidak segera mengajak putra-putrinya pamit dari pondok, setelah menyelesaikan khataman Qur’an.

Baca Juga:  Pujian Sekretaris PCNU Indramayu untuk MWCNU Sukagumiwang

Sebab, sebenarnya mereka masih punya tugas untuk memahami isi Al-Qur’an dan membantu adik-adik kelasnya dalam memperbaiki bacaan.

Pesan Wagub

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta masyarakat jangan fobia karena mencuatnya berita kasus rudapaksa terhadap belasan santriwati yang dilakukan pemilik boarding school di kawasan Cibiru Kota Bandung dan pencabulan yang dilakukan guru agama di sekolah dasar di Cilacap.

Kejadian itu menurut Wagub Taj Yasin memang sempat mencoreng nama pesantren. Namun, mesti demikian dia justru berpendapat kasus tersebut menjadi momentum untuk membuktikan dan menyuarakan ajaran pesantren yang murni, yakni mengedepankan akhlakul karimah dan syariat islam.

“Harusnya ini yang dimunculkan dan yang kita angkat. Sehingga orang-orang ngowoh bahasane (melongo ibaratnya). Ternyata pondok pesantren yang ada kasus perkosaan 14 santrinya ternyata bukan pesantren ya,” tegasnya.

Baca Juga:  PBNU: Libatkan Ulama dalam Izin Pendirian Pesantren

Menurutnya, harus dibedakan antara pesantren yang benar-benar mengajarkan syariat, mengajarkan akhlakul karimah, dan mana yang hanya abal-abal,” terang Gus Yasin sapaan akrabnya.

Menurutnya, apabila persoalan seperti ini tidak direspons, maka berpotensi membuat masyarakat tidak percaya dengan pendidikan di pesantren. Masyarakat menjadi fobia karena pesantren tidak memberikan jaminan rasa aman dan nyaman untuk belajar agama.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA