Majalahaula.id – Penulis buku Seni Merayu Tuhan, Husein Ja’far al-Hadar, mengatakan bahwa esensi sebuah doa sesungguhnya bukan siapa yang memanjatkannya. Namun, apa isi doa tersebut sehingga membawa hikmah dan kebijaksanaan menurut kacamata Allah.
“Hal tersebut dibuktikan dengan alasan mengapa Allah mengabulkan doa Iblis yang dalam kacamata manusia, iblis adalah salah satu makhluk yang tidak taat kepada Allah,” kata Habib Husein, dalam tayangan YouTube Jeda Nulis bertema Apakah Doa Saya yang Ini Akan Dikabulkan?.
“Yang perlu digarisbawahi bahwa doa itu pasti dikabulkan, asal tidak aneh-aneh permintaannya. Maksud tidak aneh-aneh itu di dalam doa tersebut mengandung hikmah dan tidak bertentangan dengan kehendak Allah,” sambung Direktur Cultural Islamic Academi Jakarta ini.
Bukti doa iblis dikabulkan tersebut diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Araf ayat 14-15 yang artinya: Ia (Iblis) menjawab, ‘Berilah aku penangguhan waktu sampai hari mereka dibangkitkan. Dia (Allah) berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi penangguhan waktu.’
“Ayat di atas menceritakan kejadian saat Iblis hendak diusir dari surga lantaran tidak mau bersujud kepada Nabi Adam sebagaimana perintah Allah. Iblis meminta penangguhan waktu sampai hari dibangkitkannya manusia. Kemudian Allah mengizinkannya untuk tetap tinggal di surga sampai berhasil mengelabui Nabi Adam dan Siti Hawa sehingga keduanya turun dari surga. Tugas menguji manusia itu pun berlanjut hingga kini,” ungkapnya.
Habib Jafar menambahkan, Ibnu Katsir dalam tafsirnya menuturkan bahwa ketika membahas ayat tersebut memang permintaan Iblis tidak bertentangan sama sekali dengan kehendak Allah. Hikmah dari permintaannya tersebut Allah memang ingin menguji iman para hamba-Nya yang mengaku taat. Maka karena alasan inilah doa iblis dikabulkan oleh Allah.
“Allah menginginkan semua kebaikan itu diuji. Jadi, manusia tidak bisa mengklaim dirinya sudah baik tanpa diuji. Justru Allah ingin memastikan kebaikan tersebut memang benar-benar bersumber dari dirimu yang berdaulat saat diuji. Karenanya Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad pernah berkata, puncak dari kebaikan yang dilandasi rasa ikhlas itu akan terlihat ketika sedang diuji,” tambah aktivis Gerakan Islam Cinta itu. (Ful)