Search

KH Abdullah Syamsul Arifin Wujud Mensyukuri Kemerdekaan

Majalahaula.id – Banyak cara yang dapat ditunjukkan dalam memastikan bahwa bangsa Indonesia bersyukur atas nikmat kemerdekaan yang diraih. Dan seperti ditegaskan Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) ini, bahwa kemerdekaan merupakan nikmat berharga dari Allah SWT yang patut disyukuri.

“Kewajiban kita adalah mensyukuri kemerdekaan,” ungkapnya saat mengisi tausiah dalam acara Pembacaan 1 Juta Shalawat Nariyah dalam Rangka HUT ke-77 RI, Selasa (16/08/2022).

Kiai yang akrab disapa Gus Aab ini menerangkan, bahwa syukur merupakan proses pendayagunaan seluruh nikmat yang Allah berikan sesuai dengan tujuan penciptaan nikmat tersebut. Lebih lanjut, ia menjelaskan bentuk mensyukuri kemerdekaan yakni mengisi kemerdekaan dengan melakukan kegiatan yang mengantarkan warga bangsa kepada kebahagiaan dan kemakmuran. Karena tanpa itu, maka kemerdekaan menjadi tidak bermakna.

Baca Juga:  Surya Paloh Siap Dampingi Anies Baswedan

“Maka mensyukuri kemerdekaan tidak ada cara lain bagi kita kecuali mengisi kemerdekaan untuk mengantarkan seluruh anak bangsa ini mendapatkan kemakmuran, kesejahteraan dan kehidupan lebih baik,” katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Arifin, Jember, Jawa Timur itu menilai, kesejahteraan dan kemakmuran akan terwujud apabila warga bangsa Indonesia senantiasa memiliki rasa keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan. Bentuk syukur atas kemerdekaan yang Indonesia tuai setelah ratusan tahun dalam penjajahan, menurutnya juga harus bisa direalisasikan ke dalam kegiatan positif. Dan kalau melakukan yang sebaliknya, maka akan kontraprodiktif.

“Kadang-kadang peringatan kemerdekaan diisi dengan kegiatan yang justru menunjukkan kemaksiatan di tengah masyarakat yang akhirnya membuat kita digolongkan sebagai orang yang fasik dan ingkar akan nikmat dari Allah,” papar dia.

Baca Juga:  KH Jadul Maula Wayang Ada sejak Walisongo

Kemerdekaan, sambung dia, bisa dimanfaatkan sebagai momentum bagi masyarakat Indonesia untuk berkontemplasi akan besarnya nikmat yang Allah berikan.

“Marilah kita selalu introspeksi dan mawas diri. Kemerdekaan Indonesia harus disyukuri dengan cara yang benar, menggunakan seluruh nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan tujuan penciptaannya,” tutur Gus Aab.

“Sebagian ulama mengajarkan kita mawas diri. Azab di negeri kita ini bukan datang tapi dijemput. Bencana yang silih berganti bukanlah datang, tapi dijemput. Dengan kemaksiatan, dan pelanggaran akan ketentuan-ketentuan Allah,” tambahnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA