Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mendeklarasikan gerakan antikorupsi pada peringatan Haul ke-12 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Haul ke-2 KH Hasyim Wahid (Gus Im), adik Gus Dur.
Kegiatan yang digelar di Aula Hadratussyaikh KH Hasyim Asya’ri PWNU Jatim pada Kamis (11/8) malam itu dihadiri ratusan jamaah dari berbagai kalangan serta pengurus cabang NU se-Jatim serta Lembaga dan banom NU.
Pembacaan naskah deklarasi itu dipimpin langsung oleh Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar bersama sejumlah pengurus lain, serta para pimpinan lembaga di lingkungan NU. Turut menyaksikan pembacaan deklarasi itu Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron dan beberapa tokoh atau kiai.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron memberikan apresiasi terhadap gerakan antikorupsi oleh PWNU Jatim tersebut. Dikatakan, salah satu tantangan besar saat ini bagi NU adalah korupsi. Tidak cukup hanya sekadar istighotsah, tahlil, dan lain-lain.
Mengutip apa yang pernah disampaikan Gus Dur, sebut Ghufron, tidak cukup pergerakan NU sekarang itu dalam hal melawan atau menanggapi soal bidah, khurafat, dan sejenisnya.
‘’Itu selesai. Karena apa? Musuhnya jelas. Mau yang narkoba jelas musuhnya, mau yang teroris jelas musuhnya, tapi yang korup, jangan-jangan kita sendiri, jangan-jangan anak kita, jangan-jangan santri kita, ini perlu harakah, memurnikan gerakan NU untuk melawan korupsi,” ujarnya saat menjadi narasumber seminar antikorupsi di acara tersebut.
Ghufron menyampaikan, sesungguhnya korupsi bukan urusan furuiyah atau fiqihyah, melainkan urusan yang menggelincirkan ketauhidan. Yang semula Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi keuangan yang kuasa.