Search

Cacar Monyet Dinyatakan Darurat Kesehatan Globa

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Ini merupakan alarm paling tinggi yang bisa dikeluarkan WHO.

Pernyataan ini keluar usai rapat kedua komite darurat WHO atas cacar monyet. Keputusan ini dibuat setelah virus Monkeypox penyebab cacar monyet menginfeksi lebih dari 16 ribu orang di dunia. Hingga saat ini, WHO mencatat kasus cacar monyet telah dilaporkan di 75 negara.

Dikutip dari CNNIndonesia.com, Ahad (24/07/2022), wabah cacar monyet yang awalnya hanya berada di Afrika sejak terdeteksi pertama kali pada 1970an kini menyebar ke seluruh dunia. WHO sudah menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global yang berarti statusnya sekarang sama dengan pandemi Covid-19.

Cacar monyet dinamakan demikian karena pertama kali ditemukan pada monyet. Virus penyebabnya terkait virus cacar mematikan yang sukses diberantas pada 1980, tetapi jauh lebih ringan. Mutasi virus yang kini beredar di luar Afrika adalah versi lebih ringan dari dua versi yang diketahui.

Baca Juga:  Menparekraf Sandiaga Uno Pastikan Undang Ukraina di Tourism Working Group G20

Cacar monyet pada manusia pertama kali diidentifikasi di tubuh anak sembilan tahun pada 1970 di Zaire yang kini bernama Democratic Republic of Congo. Setelah itu menjadi endemi di area tengah dan barat Afrika di mana 11 negara melaporkan kasus cacar monyet. Virus menyebar dari kontak erat dengan hewan terinfeksi atau manusia.

Pada Juni 2003, kasus cacar monyet muncul di Amerika Serikat. Ini merupakan pertama kalinya diketahui di luar Afrika. Infeksi bisa mencapai Negeri Paman Sam dipercaya karena impor hewan pengerat dari Ghana kemudian menginfeksi anjing pengembala. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS melaporkan 87 kasus tetapi tidak ada kematian.

Pada 2017, wabah besar cacar monyet terjadi di Nigeria. Ketika itu 200 kasus terkonfirmasi dan rasio kematian sebesar 3 persen menurut WHO. Selama lima tahun setelah itu, keberadaan kasus dilaporkan di seluruh dunia dari pelancong asal Nigeria, terutama di Inggris, Israel, Singapura dan AS.

Baca Juga:  Masjid Indonesia di Jepang Diresmikan oleh PCINU

Pada Mei 2022, sejumlah kasus besar terdeteksi di negara di luar Afrika, pada orang-orang yang tak punya riwayat perjalanan ke wilayah tersebut. Sebagian besar yang terdapak adalah pria gay. Pada 20 Mei, Inggris mencatat 20 kasus, sebagian besar di antaranya adalah pria gay. Pada tanggal yang sama WHO menghitung ada 80 kasus terkonfirmasi di seluruh dunia termasuk Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Portugal, Spanyol dan Swedia.

Pada 23 Mei, AS mengatakan sedang bersiap memberi vaksin cacar, yang dikatakan efektif melawan cacar monyet, kepada orang-orang yang sudah melakukan kontak dekat dengan pasien. Pada awal Juni, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan lebih dari 1.000 kasus terkonfirmasi cacar monyet telah dilaporkan dari 29 negara yang belum pernah melaporkannya.

Pada 21 Juni 2022, Inggris mengumumkan rencana menawarkan vaksin kepada pria gay dan biseksual. Pada 23 Juni 2022, ahli WHO rapat untuk membahas ancaman cacar monyet namun saat itu belum diumumkan wabah ini sebagai darurat kesehatan global

Baca Juga:  Cara Menjaga Kesehatan Mata

Pada 8 Juli otoritas kesehatan di Prancis memvaksinasi orang-orang yang dipertimbangkan berisiko, termasuk pria gay, transgender dan pekerja seks. Pada 14 Juli 2022, CDC AS melaporkan lebih dari 11 ribu kasus terkonfirmasi di sekitar 60 negara di mana cacar monyet biasanya tidak ditemukan. Sebagian besar kasus terjadi di Eropa, AS dan Kanada.

Pada 20 Juli 2022, Tedros mengumumkan hampir 14 ribu kasus berasal dari 70 negara. Terdapat lima kematian yang semuanya terjadi di Afrika. Pada 21 Juli, WHO mengadakan pertemuan ahli untuk membahas apakah status cacar monyet akan ditingkatkan. Pada 22 Juli WHO mengumumkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Selain cacar monyet saat ini ada dua penyakit yang statusnya sama demikian yaitu Covid-19 dan Polio. NF

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA