Search

Asap Kebakaran Hutan Terbukti Membahayakan Kesehatan,Termasuk Risiko Kanker Paru-paru

Ilustrasi bencana kabut asap kebakaran hutan(canva.com)

Seperti telah diketahui, kebakaran hutan menimbulkan asap yang bisa menyebar ke pemukiman warga. Padahal, asap kebakaran hutan mengandung gas berbahaya maupun bahan kimia dan partikel lain yang menyebabkan risiko kesehatan serius.

Dalam studi yang dipublikasikan pada Mei 2022 di The Lancet Planetary Health, peneliti di Kanada melaporkan bahwa orang yang tinggal di luar kota-kota besar, berjarak 50 kilometer dari kebakaran hutan memiliki risiko kanker paru-paru sebesar 4,9 persen lebih tinggi. Selain itu, berisiko mengalami tumor otak 10 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar asap kebakaran hutan.

“Kebakaran hutan, membakar tidak hanya bahan vegetatif dan pohon, tetapi juga kota, menghancurkan kendaraan dan bangunan serta isinya,” terang Kent Pinkerton, Direktur Pusat Kesehatan dan Lingkungan di University of California, Davis dilansir dari Reuters, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga:  Manfaat Jalan Kaki secara Rutin, Baik untuk Jantung, Gula Darah hingga Atasi Stres

Ia menambahkan, berdasarkan penelitian di laboratorium, asap kebakaran hutan meningkatkan lebih banyak kasus peradangan hingga kerusakan jaringan dibandingkan polusi udara dengan kadar yang sama. Studi pada manusia telah mengaitkan asap kebakaran hutan dengan peningkatan risiko serangan jantung, stroke, melonjaknya pasien asma dan kondisi pernapasan lainnya yang harus masuk ke ruang gawat darurat, serta kekebalan yang melemah.

Tak hanya itu, peningkatan penularan Covid-19 pun telah dikaitkan dengan penyebaran virus pada partikel dalam asap kebakaran hutan. Paparan asap pada ibu hamil disebut berkaitan dengan keguguran, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur. Kebakaran hutan turut menyebabkan kondisi seperti iritasi mata dan kulit gatal, ruam maupun masalah dermatologis lainnya.

Baca Juga:  Tiga Santri Positif Covid-19 di Blitar Langsung dibawa ke Gedung LEC Pemkab Blitar

Asap kebakaran hutan, dikatakan lebih beracun daripada polusi udara dan dapat bertahan di udara selama berminggu-minggu, kemudian menempuh jarak hingga ratusan kilometer jauhnya. Ketika bercampur dengan partikel tanah dan bahan biologis lainnya, asap kebakaran kerap kali mengandung jejak logam, plastik, maupun bahan sintetis lain.

Asap kebakaran dapat memicu kanker Studi yang dilakukan terhadap petugas pemadam kebakaran, telah mencatat adanya peningkatan risiko kanker yang lebih tinggi pada pekerja yang terpapar parah. Namun, hanya sedikit informasi yang diketahui tentang risiko kanker kepada masyarakat secara luas. Kebakaran hutan yang lebih sering terjadi mengartikan, bahwa warga sekitar akan lebih banyak terpapar asapnya.

“Paparan (asap kebakaran hutan) berulang setelah musim panas lebih mungkin menyebabkan penyakit, tetapi sulit untuk membuat prediksi karena sulit untuk mengatakan berapa banyak orang yang akan terpapar, berapa lama api akan menyala, atau apa kandungan asapnya,”

Baca Juga:  5 Alasan Mengerjakan Pekerjaan Rumah Membantumu Lebih Sehat

kata Keith Bein dari Pusat Kesehatan dan Lingkungan di University of California, Davis. Di sisi lain, para peneliti mencatat fokus lain dari studi di masa depan ialah efek jangka panjang dari partikel asap dalam persediaan air, pada tanaman atau jika tertelan oleh ternak.

Selanjutnya, efek jangka panjang dari asap kebakaran hutan kota, efek dari paparan api di dalam rahim pada perkembangan neurologis dan hasil pernapasan anak-anak, dan apakah asap api memperkuat efek buruk dari cuaca yang sangat panas.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA