Pemerintah Amerika Serikat pada hari Jumat (8/7) waktu setempat mengumumkan akan mengirim lebih banyak sistem roket canggih HIMARS dan peluru artileri presisi baru ke Ukraina. Bantuan ini akan meningkatkan kemampuan Ukraina untuk menargetkan depot senjata dan rantai pasokan Rusia.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (9/7/2022), seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan, paket senjata baru senilai US$ 400 juta akan mencakup empat peluncur HIMARS dengan amunisi, sebuah sistem yang telah membantu pasukan Ukraina menyerang target seperti depot amunisi dengan peluru kendali dari jarak yang lebih jauh, di luar jangkauan artileri Rusia.
Dengan sistem roket HIMARS, “Ukraina sekarang telah berhasil menyerang lokasi Rusia di Ukraina, lebih dalam di belakang garis depan, dan mengganggu kemampuan Rusia untuk melakukan operasi artileri,” kata pejabat itu.
Paket itu juga akan mencakup 1.000 butir amunisi 155mm jenis baru untuk artileri yang dipasok oleh sekutu-sekutu Barat Ukraina.
Pejabat senior pertahanan AS itu mengatakan bahwa peluru artileri baru memiliki jangkauan yang lebih jauh dan lebih tepat dari apa yang telah diberikan Pentagon sebelumnya.
“Ini menawarkan kemampuan tepat Ukraina untuk target tertentu. Ini akan menghemat amunisi; itu akan lebih efektif,” kata pejabat itu.
Pejabat itu menolak untuk mengatakan apakah amunisi baru itu adalah peluru Excalibur, peluru berpemandu yang dapat menempuh jarak lebih dari 40 kilometer dan mengirimkan amunisi tepat sasaran.
Sebelumnya, Kanada telah mengirim beberapa Excalibur buatan AS yang berbiaya tinggi ke Ukraina, tetapi Pentagon belum mengatakan apakah mereka telah melakukannya.
Sejak peluncur HIMARS pertama kali diberikan ke Ukraina bulan lalu, para analis yakin pasukan Ukraina telah berhasil menghancurkan selusin atau lebih depot amunisi Rusia jauh di belakang garis depan.
“Rusia membuat kemajuan yang sangat bertahap, terbatas, perjuangan keras, sangat mahal di beberapa ruang kecil tertentu di Donbas. Mereka jauh tertinggal dari jadwal mereka,” kata pejabat itu, merujuk pada wilayah timur Ukraina yang ingin Rusia kuasai sepenuhnya.
Menurut pejabat itu, dengan menggunakan sistem HIMARS dari AS, Ukraina pada minggu lalu telah mampu “secara signifikan mengganggu kemampuan Rusia untuk bergerak maju.”