Search

Presiden Ingatkan Wajib Vaksinasi Booster

Secara khusus, Presiden RI Joko Widodo meminta agar penyelenggaraan sejumlah acara besar memberlakukan syarat wajib vaksinasi booster. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hal tersebut untuk meningkatkan tingkat vaksinasi booster di Tanah Air.

“Presiden memberi arahan agar booster bisa lebih diterima teman-teman, maka setiap acara besar kalau bisa diwajibkan untuk menggunakan (syarat wajib) booster,” ujar Budi dalam konferensi pers hasil evaluasi PPKM yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (13/06/2022).

Budi pun menjelaskan, dengan mensyaratkan wajib vaksinasi booster, maka pengunjung bisa lebih terjamin keamanannya dari tertular virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Baca juga: Masyarakat Didorong Vaksinasi Booster untuk Tekan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Baca Juga:  Polres Bersama PCNU Dan Kemenag Ngawi Bakal Gelar 1.500 Vaksinasi Booster

Ia pun mengatakan, pemerintah pada bulan Juni-Juli ini sedang melakukan sero survei untuk melihat penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap virus SARS-Cov2. Dengan demikian, pemerintah bisa membuat kebijakan yang lebih tepat untuk mengatasi gelombang baru yang diproyeksi akan terjadi dalam sebulan ke depan.

“Kemenkes sekali lagi akan lakukan sero survei pada Juni-Juli, sehingga diharapkan minggu ketiga atau keempat Juli bisa keluar hasilnya. Sehingga pada 17 Agustus bisa diambil kebijakan yang lebih tepat dan berbasis data terkait penanganan pandemi ke depan,” ujar Budi.

Sebelumnya, Budi meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi dosis tambahan atau booster untuk menekan penularan virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Baca Juga:  Upacara di Istana

Budi menjelaskan, bila tingkat vaksinasi booster terus meningkat, maka diharapkan puncak kasus subvarian yang kasus pertamanya ditemukan di Afrika Selatan ini bisa ditekan rendah.

“Kalau benar-benar masyarakat kita siap, dengan booster yang baik, kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi,” ujar dia.

Dirinya pun menjelaskan, saat ini hampir seluruh negara di dunia sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi gelombang baru Covid-19. Budi memproyeksi, gelombang baru yang disebabkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 bakal mencapai puncak pada minggu kedua hingga ketiga bulan Juli mendatang. Pasalnya, masa puncak gelombang biasanya terjadi satu bulan setelah kasus pertama terdeteksi.

(Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA