Kepolisian menyisir dan menggeledah markas Khilafatul Muslimin setelah pimpinan organisasi tersebut, Abdul Qadir Baraja, ditangkap di Lampung pada Selasa kemarin. Tak terkecuali markas Khilafatul Muslimin Wilayah Surabaya Raya yang berada di Gadel, Kota Surabaya, Jawa Timur, juga digeledah oleh aparat Kepolisi Daerah Jatim pada Rabu kemarin.
Selain dari polda, tim dari Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya dan TNI bergabung dalam penggeledahan. Markas yang digeledah ialah sebuah rumah bercat putih dengan pintu dan jendela berwarna coklat gelap. Di samping rumah, terdapat papan berwarna putih dengan tulisan Khilafatul Muslimin Wilayah Surabaya Raya.
Sejumlah barang diamankan dalam kegiatan penggeledahan tersebut. “Ada maklumat, flyer, bendera, struktur organisasi, bagan, terus buku bacaan, kwitansi bukti keuangan,” kata Kepala Subdit Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Ajun Komisaris Besar Polisi Achmad Taufiqurrahman kepada wartawan.
Dia menjelaskan, beberapa orang dari pihak Khilafatul Muslimin sudah diperiksa pada Senin awal pekan lalu. Pada Kamis besok dijadwalkan lagi untuk pemeriksaan terhadap 18 saksi. “Kami belum bisa menentukan [status hukum otoritas organisasi yang digeledah] karena menunggu kesatuan langkah dari struktur di atas kita,” ujar Taufiq.
Sementara itu, Amir Khilafatul Muslimin Wilayah Surabaya Raya, Aminuddin, mengaku sudah menjalani pemeriksaan di Polda Jatim pada Senin lalu. Ada 12 hingga 15 orang anggotanya yang diundang polda untuk dimintai keterangan. “Tidak tahu akan hadir atau tidak,” tandasnya.
Organisasi Khilafatul Muslimin jadi sorotan setelah pemimpin organisasi tersebut, Abdul Qadir Baraja, ditangkap Kepolisian Daerah Metro Jaya di Lampung pada Selasa kemarin. Orang dekat pentolan Jamaah Islamiyah Abu Bakar Baasyir itu ditangkap karena diduga berkaitan dengan kampanye khilafah dengan cara konvoi yang videonya tersebar di media sosial beberapa waktu lalu.
“Untuk tersangka sudah ditetapkan atas nama inisial AB (Abdul Qadir Hasan Baraja),” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, dikutip dari Kompas.com, Selasa lusa kemarin.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan, organisasi yang dipimpin Abdul Qadir Baraja, Khilafatul Muslimin, biasa menyebarkan wacana khilafah melalui buletin.
“Dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan (Khilafatul Muslimin) ini banyak sekali. Jadi penangkapan hari ini adalah titik awal daripada membongkar organisasi ini. Ada kita analisis dari buletin yang sampai sekarang sudah 80 edisi setiap bulan itu muncul ada percetakannya, ada dari selebarannya,” ujarnya.
Hengki menuturkan, organisasi Khilafatul Muslimin cukup besar. Disebutkan, kantor cabangnya tersebar di Indonesia. “Ada 23 kantor wilayah, ada tiga daulah, ada Sumatera kemudian Jawa termasuk di Timur. Artinya ini tidak bisa dianggap sederhana, ini merupakan awal pintu masuknya dari pimpinan tertinggi dan juga pendiri daripada ormas ini,” papar Hengki.
Polisi menemukan adanya dana operasional yang cukup besar dari ormas tersebut. Polisi masih menyelidiki lebih lanjut. Penyelidikan tidak berhenti pada penangkapan Abdul Qadir Baraja. “Uang operasionalnya cukup besar. Ini pertanyaan besar yang harus kita jawab, jadi proses penyelidikannya lanjut,” kata Hengki.
NF