Search

Pesona Majid Bergaya Rumah Gadang, Bikin Betah Ibadah

Umat Islam di Indonesia pasti ingin masjid tempat mereka beribadah megah, anggun, aman, dan nyaman seperti Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim yang besar. Termasuk yang ada di Sumatra barat.

Sumatera Barat (Sumbar) sudah punya masjid megah, yakni Masjid Raya Sumbar. Masjid yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sumbar ini bisa dikembangkan seperti dua masjid di Arab Saudi itu.

Masjid Raya Sumatra Barat adalah salah satu bangunan masjid terbesar di Sumatra yang berlokasi di Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Pada bentuk masjid itu sendiri, bagian atasnya menyerupai rumah adat Minang.

Baca Juga:  Menikmati Suasana Ramadhan di Kajoetangan Heritage Kota Malang

Pada bagian dinding luarnya juga terdapat ukiran kaligrafi. Tentu ini menjadi salah satu hal yang menjadi daya tarik pengunjung saat mengunjungi Kota Padang, Sumatera Barat.

Tidak terlihatnya bentuk kubah pada masjid ini menjadi salah satu hal yang paling mencolok bagi pendatang. Hal ini merupakan representasi wujud falsafah Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah yang berarti adat yang didasarkan, ditopang oleh syariat agama Islam berdasarkan Alquran dan Hadis. Oleh sebab itu, bentuk atap pada masjid ini berbentuk seperti Rumah Gadang, khas Minang.

Dengan memiliki bentuk seperti Rumah Gadang, atap pada masjid tersebut mencerminkan empat sudut kain yang digunakan empat suku di Mekah saat memindahkan batu Hajar Aswad. Perancang masjid ini, bernama Rizal Muslimin seorang arsitektur yang pernah menjadi dosen di Sydney, Australia. Masjid yang dibangun di tanah seluas 12 hektar ini menghabiskan biaya sekitar Rp 300 miliar.

Baca Juga:  Pulau Untung Jawa Siap jadi Kampung Bahari Nusantara

Dengan menggunakan penamaan Masjid Raya Sumatera Barat, pada bahasa Minang menjadi Surau Gadang Minangkabau. Surau berarti tempat ibadah yaitu masjid, gadang artinya besar, dan Minangkabau sebutan untuk tanah Sumatra Barat. Peletakan batu pertama sejak 21 Desember 2007 oleh Gamawan Fauzi, Gubernur Sumatera Barat saat itu, lalu dapat digunakan sejak 2014. Pembangunan masjid ini selesai dibangun pada 2016.

Sebelumnya gempa terjadi di Sumatera Barat pada 13 September 2007, hal ini membuat perancang masjid ini menginginkan bangunan masjid menjadi tahan terhadap guncangan gempa sampai 10 SR. Alih-alih jika terjadi gempa lagi, masjid ini dapat difungsikan sebagai tempat evakuasi sementara.

Selain itu, masjid yang dibangun pada permukaan luas area sekitar 40.343 meter persegi ini juga mampu menampung jamaah hingga 20.000 orang pada total 3 lantai di dalamnya. Masjid ini juga

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA