Search

Kenali Lebih Dekat Pesantren Hidayatul Mubtadien Kalibening  Salatiga

Pondok pesantren Hidayatul Mubtadiien terletak di kota Salatiga, Tepatnya di kelurahan Kalibening. Pondok pesantren ini berdiri sekitar tahun 1926, yang di prakarsai oleh simbah KH. Abdul Halim dan kemudian diteruskan oleh salah satu putranya yaitu KH. Abda’ Abdul Malik.

Terletak di kaki gunung yang sejuk menjadikan lokasi yang nyaman bagi penuntut ilmu, suasana sanad keilmuan ini juga menyelimuti desa kalibening yang asri dan kental dengan nuansa religiusnya.

Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien juga memfasilitasi program bersanad dengan referensi kitab-kitab mu’tabarah yang khas dengan pesantren salaf.

Di pondok pesantren ini kita juga bisa belajar ilmu-ilmu; Fiqih ,Tasawuf ,Nahwu ,Shorof dan Tauhid. Serta ilmu-ilmu bantu lainya seperti kitab-kitab kuning; Falakiyah ,Hisab ,dan Faraid yang setiap harinya akan dipelajari di madrasah sesuai dengan jenjang tingkatan masing-masing.

Baca Juga:  Resmi Diakui Pemerintah, Lulusan Pesantren Sandang Gelar Sarjana Agama

Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien berada di jalan raden fatah 20 kalibening kecamatan tingkir kota Salatiga di tengah pemukiman penduduk yang beragama islam 100%,samping masjid al muttaqin yang memiliki luas tanah 520m2

Keadaan Dan Sarana Prasarana Sarana dan prasarana pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien:

6 ruang kelas ,1 lokal serambi sebagai aula pertemuan ,9 lokal asrama santri putra dan 6 lokal asrama santri putri,ruang koperasi dan perpustakaan ,2 lokal kantor administrasi 3 kamar mandi 14 toilet 2, local dapur .

Sejarah 

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien berdiri pada tahun 1926 oleh simbah KH Ismail, dulu santri yang belajar disini baru dua orang dan hanya belajar Al-Qur’an, Setiap tahunnya santrinya bertambah. Setelah sepeninggalan beliau pada tahun 1940, kemudian diteruskan oleh putranya yang bernama KH Abdul Halim dan sistem pembelajarannya berubah menjadi pengajaran kitab kuning dengan sistem bandongan.

Baca Juga:  Telah Berpulang, Inilah Sosok Pengasuh LPI Dayah Tangse Pidie Aceh

Pada tahun 1979 KH Abdul Halim meninggal dunia Setelah beliau wafat, kemudian dirintis dan dikembangkan lagi oleh putranya yang ke 5 yaitu KH Abda’ Abdul Malik menjadi pondok pesantren dan madrasah salafiyah Hidayatul Mubtadi-ien sampai sekarang yang mengajarkan kitab-kitab kuning,Falakiyah, Hisab, Faraid,Ilmu nahwu Shorof mulai dari AL Imriti sampai Jauharul Maknun,Uqudul Juman dan lain-lainya. Sistem pembelajaran di pesantren dan madrasah tersebut dibagi menjadi 4 tahap yaitu yaitu tingkat TPA,Ibtidaiyah ,Tsanawiyah ,Aliyah.

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien mengalami masa keemasan kejayaan yaitu pada tahun 1995 santri yang belajar mencapai 400 lebih.Setelah tahun 1999 masa inipun mengalami surut sangat drastis, santri yang belajar hingga sekarang menjadi + 130 orang.

Baca Juga:  Simak 5 Rekomendasi Pesantren Maju di Madura Versi AULA

Media Pendidikan 

Media yang dimiliki dalam menunjang proses pendidikan di pesantren ini adalah :

3 unit komputer, 2 unit tv , 2 mesin jahit , 2 set ampli dan tape 2. Keadaan Santri. Sampai dengan saat ini maret 2014 berjumlah 116 santri dengan perincian 82 santri putra dan 34 santri putri, Rata-rata santri yang mondok berasal dari keluarga menengah ke bawah, Penghasilan orang tuanya rata –rata per bulan Rp 400.000–Rp 800.000 . Ekonomi santri dibawah Rata-rata, Kemampuan membayar living cost per anak Rp 20.000/bln .

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA