AULA Traveler pasti sudah tau dengan kota kelahiran Bung Karno yang satu ini, yaps berkunjung ke Kota Blitar, kurang afdol rasanya kalau belum mampir ke Wisata Taman Pecut. Taman Pecut merupakan ruang terbuka hijau yang terletak di jantung kota, lokasinya pun cukup strategis karena berada di sebelah kantor walikota, berhadapan dengan alun-alun, dan juga berdekatan dengan Masjid Agung Kota Blitar.
Tak hanya itu, Taman Pecut juga berdekatan dengan Blitar Town Square (Blitos) yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Kota Blitar Selain itu, jaraknya dengan stasiun tidak jauh, cukup berjalan sejauh 500 meter NOjers sudah sampai tujuan. Bagaimana, sangat disarankan untuk NOJers yang hobi bepergian menggunakan kendaraan umum bukan?
Taman yang disahkan pada tahun 2017 ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap, mulai dari bangku taman, gazebo, hingga toilet, ditambah dengan spot foto yang kece dan instagramable, cocok untuk kalian yang hobi foto. Lokasinya juga sejuk dan cukup luas, sehingga warga sekitar sering mampir untuk berolah raga, atau sekadar quality time bersama keluarga.
Taman pecut juga merupakan destinasi wisata yang murah meriah, karena dengan berbagai fasilitas yang ada, wisatawan tidak perlu membayar tiket masuk, alias gratis. Cukup membayar 5 ribu rupiah untuk parkir kendaraan bermotor.
Muhammad Aris Iskandar, salah satu pengunjung menyarankan, jika ingin mendapatkan pemandangan yang bagus, bisa berkunjung di sore hari. Karena dari taman ini senja terlihat sangat menarik dan jelas. Selain itu juga ada pertunjukan atraksi air mancur, yang biasa diputar pada akhir pekan dan juga hari libur nasional.
“Ditambah dengan gemerlap cahaya kota dengan lampu hias yang warna-warni, sangat cocok untuk kalian yang hobi street photography,” katanya pada Rabu (13/04/2022).
Sementara itu, menurut sejarahnya Taman Pecut merupakan ikon yang menggambarkan pusaka yang berwujud pecut milik Bupati Blitar ke 3, yaitu Kanjeng Pangeran Sosro Hadinegoro. Mitos yang beredar di warga Blitar, pecut tersebut dinamakan Pecut Samandiman, yang ketika dilecutkan suaranya menggelegar sampai ke langit. Sehingga aliran lahar pun terbelah dan tidak melewati pendopo Kota Blitar.
