Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Ulil Abshar Abdalla menjelaskan tentang lapar sebagai jalan rohani yang dilakukan pada saat berpuasa di bulan Ramadhan. Menurut Gus Ulil, saat seseorang berpuasa dan menyengaja mengosongkan perut dapat membantu untuk mengondisikan rohani menjadi lebih baik. Bahkan, katanya, orang yang perutnya kosong terkadang memiliki kualitas rohani yang lebih baik daripada orang yang kenyang.
“Vibrasi rohani kita pada saat sedang lapar itu lebih intensif dan lebih kuat daripada pada saat kita kenyang. Kenyang seringkali membuat pikiran kita tidak konsentrasi; untuk membaca, belajar. Tetapi lapar justru menjadi jalan terbaik kita mengondisikan diri, rohani, dan pikiran untuk bisa lebih atentif, lebih memiliki perhatian kepada sesuatu,” jelas Gus Ulil dalam tayangan Korelasi Lapar dengan Jalan Rohani, Ahad (17/04/2022).
Ketika orang sedang lapar karena berpuasa, akan meningkatkan kepekaan dan konsentrasi terhadap getaran-getaran yang bersifat ilahiah. Namun pada saat kenyang, hati dan rohani seseorang akan menjadi kotor. Gus Ulil menganalogikannya seperti cermin yang sedang kotor dan tidak dibersihkan dalam waktu lama.
“Sementara pada saat kita lapar itu seperti cermin yang baru dilap (dibersihkan) sehingga menjadi mengkilap dan bisa menangkap objek-objek yang ada di sekitarnya,” ungkap Pengampu Ngaji Ihya’ Online ini.
Gus Ulil mengutip pernyataan Imam al-Ghazali yang menggambarkan hati manusia seperti cermin atau kaca. Hati manusia adalah tempat untuk menerima ilham atau pengetahuan yang datang langsung dari Allah. Jika hati sedang kotor karena jarang dibersihkan maka hati tidak akan peka menangkap ilham yang datang dari Allah itu.
Sementara salah satu cara untuk membuat hati, jiwa, dan rohani bisa peka terhadap sinyal-sinyal atau getaran-getaran yang datang dari Allah adalah dengan cara lapar. Getaran-getaran itu adalah ilham.
“Ilham adalah pengetahuan yang tidak dipelajari dari buku dan guru, tetapi dari pengalaman langsung ketika berjumpa dengan pengalaman batin. Pengalaman-pengalaman rohani ini yang akan membuat kualitas seorang mukmin menjadi naik,” katanya. (Ful)