Search

Pemerintah Meminta Masyarakat Tetap Waspadai Covid-19

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tetap hati-hati dan waspada terhadap risiko penularan Covid-19. Apalagi baru-baru ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Hong Kong dan Korea Selatan.

“Jadi tetap arahan dari bapak presiden kita harus hati-hati dan waspada, jangan sombong dan jumawa,” kata Budi dalam konferensi pers secara virtual terkait hasil ratas PPKM, Senin (18/04/2022).

Budi juga meminta masyarakat yang melakukan mobilitas untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama menggunakan masker. Ia mengatakan, memakai masker bukan hal yang aneh dan seharusnya bisa menjadi gaya hidup.

“Saya lihat ibu-ibu yang punya jilbab, jilbabnya warna cokelat masker juga cokelat, jilbabnya warna kuning masker yang kuning. Jadi saya rasa bukan sesuatu hal yang aneh lagi kita jaga terus disiplin memakai masker,” ujarnya.

Baca Juga:  Crazy Rich Surabaya Jadi Tersangka Investasi Robot Beromzet Rp9 Triliun

Lebih lanjut, Budi mengatakan, pemerintah tidak akan terburu-buru mengikuti negara-negara lain yang agresif melakukan pelonggaran besar-besaran selama pandemi Covid-19. “Karena sayang momentum perbaikannya sudah kita capai dan ini juga akan sangat mendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya,” ucap dia.

Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya kembali melakukan sero survei beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, langkah tersebut dilakukan untuk mengambil keputusan terkait kondisi Lebaran 2022 di tengah pandemi Covid-19. “Hasilnya bisa disampaikan kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2 persen, artinya 99,2 persen dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi, itu bisa berasal dari vaksinasi maupun berasal dari infeksi,” terangnya.

Budi mengatakan, pihaknya juga melakukan pengukuran terhadap titer antibodi di masyarakat. Menurutnya, jika hasil sero survei pada bulan Desember menunjukkan bahwa titer antibodi berada di angka 500-600, pada Maret ini titer antibodi naik di angka 7.000-8.000. Dengan demikian, saat ini, mayoritas masyarakat sudah memiliki antibodi dan titer antibodi yang tinggi. “Sehingga kalau nanti diserang virus kita daya tahan tubuh bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko untuk masuk rumah sakit apalagi risiko yang menyebabkan wafat,” ujarnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA