TAK perlu jauh-jauh keluar Samarinda untuk merasakan nikmatnya suasana puncak. Pemandangan indah yang ciamik, mampu tersuguhkan dengan sempurna di salah satu sudut Kota Tepian.
Di Jalan Bukit Rumbia I, RT 30, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir, tempat itu sangat mudah dijangkau. Untuk menuju tempat wisata yang baru diresmikan Agustus lalu itu tak susah. Sekitar 15 menit dari pusat kota.
“Kalau penginapan juga ada dekat sini. Enggak sampai 15 menit malahan. Akses jalan utama ke sini (Puncak 30) aman dari banjir kok,” ungkap Marlin, pengelola Puncak 30.
Untuk menikmati tempat itu juga tak merogoh kocek hingga beratus-ratus ribu. Hanya perlu Rp 10 ribu, para pengunjung bisa menikmati landscape ibu kota Kaltim. Ongkos masuk itu sudah termasuk pembelian air mineral.
Tak ada batasan waktu. Para pengunjung bisa berlama-lama menikmati pemandangan Samarinda. Setiap booth foto yang disediakan juga tak ada tarif biaya. Sehingga, bisa berswafoto hingga puas.
“Dari siang sampai ketemu malam juga enggak masalah. Bahkan bagi yang sudah pernah ke sini kami kasih diskon 50 persen. Bisa gratis jika bawa temannya yang baru ke sini,” terang alumnus FKIP Universitas Mulawarman itu.
Pria yang juga menjabat ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Sidomulyo itu menyarankan, jika ingin menikmati pemandangan lebih indah, datanglah sore atau malam. Lampu-lampu gedung hingga kendaraan yang melintas di ruas jalan, terlihat jelas dari Puncak 30. Ditambah lampu-lampu Puncak 30 yang mampu menambah kesan lebih baik untuk berfoto.
“Memang bagusnya saat malam hari. Lampu-lampu di kota itu terlihat semua. Untuk foto-foto kami juga menyediakan layanan fotografer, tarifnya seikhlasnya saja. Berapa pun banyaknya foto juga tak jadi masalah,” lanjutnya.
Dalam sehari, Puncak 30 mampu mengundang pengunjung lebih 50 orang. Terlebih di akhir pekan. Bahkan, pada bulan pertama beroperasi, pengunjung tembus hingga 4 ribu orang. “Tapi kalau sekarang mulai menurun, karena faktor cuaca juga yang sering hujan. Bulan ini hanya sekitar 600 orang,” terangnya.
Untuk urusan pengelolaan, Puncak 30 menggandeng pemuda setempat. Warga sekitar juga diperkenankan untuk menjajakan dagangannya.
“Kalau yang kelola anak-anak di sekitar sini. Ada 30 pemuda yang ikut mengelola. Warga juga boleh buka usaha kecil-kecilan. Terbuka saja di sini. Sebagian hasil pendapatan selain untuk perawatan tempat dan meng-upgrade, kami sisihkan untuk pembangunan Langgar Jabal Hikmah yang kebetulan tak jauh dari lokasi,” kuncinya.