Banjir besar di Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah, yang terjadi sepekan lalu telah berangsur reda dan kehidupan masyarakat di wilayah Kabupaten Cilacap paling ujung timur tersebut kembali normal. NU Cilacap Peduli yang berangkat dari kebutuhan akan pertolongan kepada warga terdampak banjir juga telah menghentikan aktivitasnya, dan telah pula menutup dapur umum yang sekitar 12 hari lalu didirikan.
NU Cilacap Peduli terbentuk dari badan-badan otonom (banom) NU yang membentuk posko pada masing-masing desa terdampak. Posko-posko tersebut disatukan dalam NU Cilacap Peduli.
“Kami menjadi tim peduli kemanusiaan yang cepat, tepat, profesional, dan humanis dalam melakukan pertolongan,” kata Koordinator NU Cilacap Peduli Basith Wahib, Jumat (25/03/2022).
Menurutnya, mulai Selasa pekan lalu pihaknya bekerja dengan beberapa tim terutama tim profesi kesehatan dan telah melakukan aktivitas membantu masyarakat terdampak, di mana koridornya untuk meminimalisir bencana.
Sementara, Tim Reaksi Cepat (TRC) Bagana (Banser Tanggap Bencana) mengawali kerja NU Cilacap Peduli dengan melakukan gerakan identifikasi, dan hasilnya disampaikan ke posko di mushala Al-Ijtihad Nusawungu.
TRC Bagana juga mengidentifikasi insiden kendaraan yang nyemplung ke sungai, di mana hal itu sesuatu yang fatal bagi TRC karena luput mengantisipasi.
Selama mendirikan posko, NU Cilacap Peduli yang diperkuat dengan 105 relawan dari Bagana dan Fatayat NU ini telah mendistribusikan 52.500 nasi bungkus secara langsung ke balai desa.
Menurut Basith, dalam sehari pihaknya menyalurkan 996 logistik, termasuk ke Kroya yang disuplai dari Nusawungu. Selain itu juga telah menyalurkan 6.000 nasi bungkus dan 1.000 paket sembako kepada masyarakat terdampak. Barang-barang logistik yang disalurkan berupa mi instan, obat-obatan, minyak goreng, sayur mayur, langsung ke balai desa.