Search

Bila Award Dijadikan “Kaca” Agar Jadi Organisasi Lebih Baik di Masa Depan

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ponorogo mengaku tidak berambisi memenangkan ajang penganugerahan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jatim Award 2022. Dengan rendah hati mereka menganggap ajang bergengsi PWNU Jatim Award 2022 sebagai media untuk berkaca dan pemicu agar menjadi organisasi lebih baik lagi di masa depan.

Ketua PCNU Ponorogo, KH Dr H. Fatchul Aziz MA mengaku, seperti tahun-tahun sebelumnya, pihaknya tidak mempunyai target memenangkan Award. “Bagi kami Award bukan soal menang kalah. Kami menjadikan Award ini sebagai alat untuk mengaca diri. Bagaimana organisasi kita diukur dengan nilai-nilai standar sebuah organisasi modern,” kata Kiai Aziz.

Kiai Aziz menjelaskan, bagi PCNU Ponorogo ajang PWNU Jatim Award 2022 dijadikan tolok ukur perbaikan organisasi. “Bila diukur dengan PWNU Jatim Award ternyata kita dianggap kurang berprestasi berarti kita harus bekerja lebih keras lagi di masa depan. Sebaliknya jika kita dianggap berprestasi akan membuah jemaah kita, Nahdliyin Ponorogo bangga. Itu saja target kami,” terangnya.

Baca Juga:  Peringatan Harlah Ke-101 NU Diawali Istighotsah, Tak Ada Agenda Politik

Meski tidak memasang target khusus bukan berarti PCNU Ponorogo tidak serius bertarung di ajang PWNU Jatim Award 2022. Sebagai bentuk keseriusan, begitu mendapat perintah bahwa PWNU Jatim Award 2022 akan digelar, PCNU Ponorogo langsung menggelar rapat dan membentuk Tim Khusus.

“Bukan tim pemenangan. Kami mengikuti PWNU Jatim Award 2022 untuk berpartisipasi bukan menarget untuk menang,” ucap Kiai Aziz merendah. Padahal, PCNU Ponorogo pernah menyabet Juara salah satu kategori di ajang serupa di tahun 2017. “Dulu memang sempat pernah menang juara dan dapat hasiah TV LED 40 Inchi. Sampai sekarang TV-nya masih ada di Kantor PCNU Ponorogo,” ujarnya.

Kiai Aziz menambahkan, ajang PWNU Jatim Award 2022 ini bisa menjadikan setiap pengurus secara pribadi bisa berkhidmat di NU dengan tulus ikhlas namun tetap terukur stadarisasinya. “Bukan berarti kalau ikhlas kita tidak perlu diukur. Justru dengan adanya ukuran standar kinerja kita jadi bisa dipastikan apakah sudah layak diparesiasi atau belum,” katanya.

Baca Juga:  Jose Ramos-Horta, Nobel Perdamaian untuk NU

Terakhir, Kiai Aziz berharap digelarnya PWNU Jatim Award 2022 akan membuat organisasi keislaman terbesar ini akan menjadi lebih modern dan professional lagi di masa depan. “Momentum yang bersamaan dengan usia seabad Nahdlatul Ulama ini harus memicu kita agar menjadi organisasi yang lebih baik lagi di masa depan,” pungkasnya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA