Search

Sedekah Tak Harus dengan Materi, Berdzikir Juga Sedekah

Sedekah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sedekah tidak hanya berbentuk barang, tapi juga bisa berbentuk yang lain. Anjuran ini ditujukan bagi seluruh orang, baik yang miskin maupun kaya, yang susah maupun senang. Lalu bagaimana cara sedekahnya?

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya memiliki perilaku saling tolong menolong. Tentunya, perilaku ini mengandung pahala. Apalagi, sedekah yang diberikan kepada orang-orang dengan mengatasnamakan Allah SWT, pastinya pahalanya besar.

Namun realitasnya, sebagian orang yang tidak mampu secara ekonomi agak susah mengeluarkan sedekah, apalagi dalam jumlah banyak. Kondisi ini juga pernah dialami sahabat Rasul.

Mereka mengeluh kepada Rasulullah, betapa enaknya menjadi orang kaya. Ladang amalnya terbuka luas. Sedekah misalnya, bisa dilakukan terus-menerus bila orang tersebut memiliki uang banyak.

Pertanyaanya, bagaimana dengan orang miskin yang berkeinginan untuk bersedekah, sementara ia justru berkekurangan? Hal ini direspon oleh Rasulullah seperti yang diceritakan dalam hadits riwayat Muslim. Hadits ini juga dinukil oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Arba’in An-Nawawiyyah.

Baca Juga:  Lahirkan Hafidz Muda Kebanggaan Pesantren

“Sebagian sahabat Rasul pernah bertanya kepada Nabi SAW, ‘Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan pahala yang banyak. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka juga puasa sebagaimana kami puasa, mereka juga bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sementara kami tidak bisa melakukannya).’”

“Rasulullah berkata, ‘Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah? Sesunggunya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap tahlil sedekah, setiap amar makruf nahi munkar juga sedekah, bahkan kemaluan kalian sedekah.’”

“Sahabat bertanya, ‘Apakah berpahala, bila kami menyalurkan syahwat?’ Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapat kalian bila hal itu disalurkan pada jalan yang haram, bukankah berdosa? Demikian pula bila disalurkan pada jalan halal, maka akan mendapatkan pahala,’” (HR Muslim).

Baca Juga:  Problem Perempuan dan Anak Jadi Agenda Penting Gerakan Keshalehan Sosial Fatayat NU

Dalam hadits ini Rasulullah menjelaskan ada banyak jalan untuk bersedekah. Sedekah tidak hanya dengan uang atau materi. Bagi orang miskin atau orang yang tidak mampu bersedekah seperti halnya orang kaya, rekomendasi Rasul di atas dapat diikuti. Berzikir dengan melafalkan tasbih (subhânallâh), tahmid (alhamdulillâh), takbir (allâhu akbar), dan tahlil (lâ ilâha illallâh), juga termasuk bagian dari sedekah.

Sebab itu, kalau tidak mampu bersedekah dengan uang perbanyak membaca kalimat tersebut. Tidak hanya itu, berhubungan badan dengan istri juga dianggap sebagai sedekah asalkan diniatkan untuk ibadah.
Dalam Al-Quran dan hadits bertebaran ajakan-ajakan untuk bersedekah dan keutamaannya. Allah SWT telah menjanjikan balasan bagi yang menginfakkan hartanya minimal 700 kali lipat (QS 2: 261).

Maka dari itu, tidak heran apabila banyak orang kaya pada zaman Nabi SAW, yang bersedekah sebagian besar atau hampir seluruh hartanya, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang kebutuhan hariannya pun belum tercukupi sebagaimana mestinya?

Baca Juga:  Inilah Cara Baca dan Lafadz Arab Kalimat Talbiyah

Imam Ibnu Daqiq Al-‘Iid dalam karyanya Syarhul Arba’in Hadisan An-Nawawiyah menjelaskan, sesungguhnya menghadirkan niat baik pada hal-hal yang dibolehkan, seperti makan, tidur, berbisnis dan sebagainya akan membuahkan ketaatan kepada Allah SWT. Maka perbuatan tadi pun bernilai sedekah kepada diri sendiri.

Dengan demikian, orang yang belum mampu secara finansial tidak perlu sedih bila tidak mampu bersedekah. Kalau mau bersedekah dengan uang atau materi yang dimiliki tentu lebih baik. Tetapi kalau pun tidak mampu, tidak usah dipaksakan karena jalan sedekah sangatlah banyak, sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas. wallahu a’lam bisshawab. sir,nuo,rep

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA