Search

Modus Lima Tersangka Atur Skor Pertandingan Liga 3

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur menetapkan lima tersangka dalam kasus pengaturan skor Liga 3. Modus para tersangka ialah meminta klub sepak bola yang disasar agar mengalah saat bertanding dengan iming-iming duit jutaan rupiah.

Kasus itu diungkap Polda Jatim setelah menerima laporan dari Komdis Asprov PSSI Jatim. “Kami amankan lima orang dan dan satu [di antaranya] masih DPO,” kata Kepala Bidang Hubungan masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Dirmanto di Markas Polda Jatim di Surabaya, Rabu (16/03/2022).

Karena satu masih DPO, baru empat tersangka yang kini ditahan. Mereka ialah SB (52), warga Perum Bumi Perkasa, Desa Ngijo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang ; DYP (33), warga Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya; FA (47), warga Jalan Arjuno Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang; dan IAH (42), warga Jalan Watu Damar, Kelurahan Girimoyo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang. Adapun yang DPO berinisial HP.

Beberapa yang ‘digarap’ tersangka ialah pertandingan Gresik Putra FC melawan NZR Sumbersari pada 11 November 2021 dan pertandingan Gresik Putra FC melawan Persema Malang pada 15 November 2021. Peristiwa suap-menyuap untuk pengaturan skor terjadi di Malang pada 14 dan 15 November 2021.

Baca Juga:  Jelang Pemberangkatan, Khofifah: Jangan Sampai CJH Batal karena Vaksin

“Modus operandi yang dilakukan tersangka menghubungi [via HP] dan bertemu bendahara tim sepak bola Gresik Putra FC [ZHA], HPS (Center Back) dan ACK (stopper) agar bersedia mengalah pada saat melawan NZR Sumbersari pada tanggal 11 November 2021 dan pada saat bertanding melawan tim sepak bola Persema Malang pada tanggal 15 November 2021 dengan dijanjikan imbalan uang per orang Rp 20 juta,” kata Direktur Reskrimum Polda Jatim Kombes Pol Totok Suharyanto.

Dalam praktiknya, lanjut Totok, tersangka BS mengajak FA dan IAH untuk meminta ZAH agar mengalah saat melawan Persema FC dengan imbalan Rp30 juta. “Selain itu juga melayani permintaan [tersangka DYP] dan tersangka HP menawarkan uang sejumlah Rp20 juta kepada HPS (Pemain Gestra FC) agar mengalah pada saat pertandingan melawan tim sepak bola Persema Malang,” ujar Totok.

Baca Juga:  Halte Transjakarta Tendean Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

FA, lanjut Totok, juga memerintahkan FA menawarkan duit Tp5 juta kepada ACK agar mengalah melawan tim Persema Malang dengan skor 1-0. Juga memerintahkan IAH dan FA untuk mencari pemain Persema Malang sebanyak 11 orang untuk dikondisikan agar bermain seri pada babak pertama pada saat melawan Gestra dengan imbalan Rp20 juta per orang.

Sementara tersangka DYP berperan menghubungi ZHA meminta untuk mengalah melawan NZR Sumbersari. Bersama dengan tersangka HP, DYP menghubungi BS untuk mengkondisikan pemain Gestra FC saat melawan Persema FC dengan imbalan uang sebesar Rp30 juta per orang. Komunikasi itu berlanjut jumpa darat sebelum pertandingan dimulai.

Adapun tersangka FA berperan meminta ZAH dan meyakinkan HPS menerima tawaran BS agar timnya, Gestra FC, mengalah saat melawan Persema FC. FA juga menguhubungi ACK jika menang 1-0 melawan Persema Malang di babak pertama akan diberi duit Rp5 juta. Selain itu juga berperan menahan skor Persema FC agar seri saat melawan Gestra FC dengan imbalan Rp20 juta per orang.

Baca Juga:  Sejumlah Napi WNA Dapat Remisi HUT RI, Sebagian Langsung Bebas

Tersangka IAH perannya sama, yaitu meyakinkan HPS untuk menerima tawaran tersangka BS. Selain itu juga melaksanakan perintah tersangka HP dan BS mengkondisikan pemain Persema FC menahan skor seri saat melawan Gestra FC. Adapun tersangka HP yang kini masih buron perannya, di antaranya, bergerak bersama tersangka DYP dalam melakukan aksinya.

Sementara itu, Ketua umum Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh mengungkapkan, pihaknya membuka posko pengaduan setelah terungkapnya mafia bola. Posko tersebut sudah ada di PSSI untuk pengaduan untuk setiap pertandingan, terutama yang ada di Jatim. Dan juga sudah ada tim yang memantau di televisi serta memasang orang di setiap klub untuk mengantisipasi pengaturan skor.

“Dan di tiga laga terakhir berjalan aman tentram. Yang sebelumnya ada main-main. Ini shock terapi Polda Jatim sangat membantu PSSI. Karena dengan seperti ini nanti akan menjadi efek jera,” ujar Riyadh.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA