Search

Pesantren At-Taufiqiyah Bluto, Lakukan Studi Banding ke Pesantren Sidogiri

Madrasah Diniyah (Madin) Pondok Pesantren At-Taufiqiyah Aengbaja Raja, Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, telah melakukan studi banding ke Madrasah I’dadiyah Al-Miftah lil ‘Ulum Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan pada Januari 2022 lalu.

Kepala Madin At-Taufiqiyah, Ustadz Muhyid menceritakan, kegiatan ini merupakan agenda tahunan. Hanya saja dua tahun terakhir tidak melakukannya, karena terkendala pandemi.

“Jika tahun lalu santri bisa menyaksikan langsung proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Sidogiri, kali ini santri dibatasi, karena kasus penularan Covid masih ada,” ujarnya.

Selain itu, kegiatan ini bisa menambah semangat pada santri dalam mendalami ilmu alat. Pasalnya sudah enam tahun pihaknya menerapkan metode Miftah lil ‘Ulum di At-Taufiqiyah. Sedangkan pesantren Sidogiri adalah pencetus dari metode tersebut.

Baca Juga:  Kisah Heroik Masyayikh, Pesantren Siwalan Panji Pernah Dibom Penjajah

“Sejak tahun 2016 hingga sekarang, kami menggunakan metode tersebut. Oleh karenanya, momen ini kami jadikan bahan evaluasi dan pembelajaran bagi santri agar menyempurnakan beberapa kelemahan yang ia alami,” terangnya.

Pada saat yang sama, Alfian Maulidi selaku tenaga pendidik di pesantren At-Taufiqiyah mengutarakan, selain mendapat sambutan hangat dari jajaran pengurus pesantren dan personalia Madrasah I’dadiyah, pihaknya juga mendapat banyak pengalaman walaupun dalam proses pertemuan yang cukup singkat, mulai jam 08.30-11.00 WIB di auditorium, tepatnya di Sekretariat Pesantren Sidogiri.

“Usai studi banding, kami akan melakukan follow up agar pembelajaran kitab kuning dengan metode Miftah lil ‘Ulum sesuai dengan pakemnya,” tuturnya.

Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk itu menyatakan, ada 40 orang yang ikut ke pesantren Sidogiri. 15 orang dari kalangan asatidz dan 25 santri yang sedang mendalami metode itu.

Baca Juga:  Pesantren Darul Hikam Mangli Jember, Bagikan Daging Kurban hingga Daerah Pinggiran

“Khusus santri terdiri dari kelas akselerasi dan beberapa santri yang memperoleh juara lomba musabaqah qiraatil kutub pada bulan Desember lalu,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Madrasah I’dadiyah Pesantren Sidogiri, ustadz Syamsuddin mengapresiasi Pesantren At-Taufiqiyah yang masih istiqamah menerapkan metode tersebut. Saat ini, kurang lebih 700 pesantren di Indonesia yang menggunakan metode Miftah lil ‘Ulum, bahkan melakukan studi banding ke sini.

“Alhamdulillah, santri At-Taufiqiyah bisa menjawab seluruh soal yang kami tanyakan pada perwakilan santri. Ini menandakan bahwa ada perkembangan dalam menggunakan metode tersebut,” katanya usai memberikan tes tanya jawab di tengah kegiatan.

Dirinya mengimbau kepada seluruh alumni At-Taufiqiyah untuk tidak berhenti dalam mengembangkan ilmu alat.

Baca Juga:  Islam Nusantara Center Berikan penghargaan Kepada Santri dan Pesantren Inspiratif

“Kami tau pesantren At-Taufiqiyah sudah mewisuda ratusan santri setiap tahun. Berangkat dari kesadaran ini, keterampilan Ilmu alat harus diketuk tularkan pada santri baru dan lainnya,” harapnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA