Search

Lima Amaliah Ibadah Selama Bulan Rajab

Bulan Rajab sendiri adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Rasulullah Saw menyampaikan bahwa bulan Rajab adalah bulannya Allah Swt, sedangkan bulan Sya’ban adalah bulannya Rasulullah, sementara bulan Ramadhan merupakan bulannya umat Nabi Muhammad Saw.

Ketika memasuki bulan Rajab, umat Islam banyak yang mempersiapkan diri untuk melakukan berbagai macam amaliah ibadah. Bukan sekedar menjalankannya, banyak umat Islam kembali mengingat dan belajar tentang tata cara dan hukum beribadah di bulan Rajab.

Kehadiran bulan Rajab juga identik dengan persiapan menyongsong bulan Suci Ramadhan. Beberapa amaliah ibadah dan hal-hal lain yang yang sering dibicarakan seiring dengan masuknya bulan Rajab.

Pertama, Berdoa memasuki Bulan Rajab. Sebagai bulan mulia, Rasulullah SAW telah memberi contoh untuk banyak-banyak membaca doa. Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkâr yang diterbitkan Darul Hadits, Kairo, Mesir menyebutkan bahwa doa yang dibaca Rasulullah saat memasuki bulan Rajab, yang artinya “Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”

Kedua puasa Rajab, Puasa di bulan Rajab merupakan ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Pasalnya, kita dianjurkan berpuasa sunah pada bulan-bulan agung menurut agama sebagai keterangan Syekh Nawawi Banten dalam Kitab Nihayatuz Zain. Saat melaksanakan puasa Rajab, di malam harinya bisa melafalkan niat puasa Rajab.
“Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah Swt.” Orang yang ingin berpuasa sunah Rajab di siang hari tetapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat, dan memasang niat sunah puasa Rajab seketika itu juga.

Baca Juga:  Dari Usulan NU Terbitlah Hari Lahir Pancasila

Memang untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Lafal niat puasa sunah Rajab di siang hari: “Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.”
Terkait waktunya, puasa Rajab dapat dilakukan beberapa hari. Sedangkan harinya tidak ditentukan. Meskipun demikian, kita dapat berpuasa Rajab dengan memakai ketentuan hari-hari utama pada setiap bulan atau setiap pekan.

Ketiga, Shalat Rajab. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa shalat sunah mutlak di bulan Rajab adalah mustahabbah (sunnah). Shalat sunah mutlak ini biasa dilakukan oleh orang saleh pada masanya.

Imam Ghazali menjelaskan bahwa seseorang yang berpuasa di hari Kamis dalam bulan Rajab, kemudian melakukan shalat sunah sebanyak dua belas rakaat di antara waktu shalat Isya dan sepertiga malam, maka permohonannya akan dikabulkan. Adapun tatacara melakukan shalat dua belas rakaat itu seperti shalat sunah pada umumnya, yaitu dilakukan dengan shalat dua rakaat dengan satu kali salam.

Baca Juga:  Sejumlah Kiai Dapat Hadiah Surban dari Sayyid Ahmad bin Muhammad Alwi Al-Maliki

Bila shalat dua belas rakaat berarti terdapat enam kali salam. Setiap rakaat setelah membaca Surat Al-Fatihah, disunahkan membaca Surat Al-Qadar sebanyak 3x dan Al-Ikhlas sebanyak 12x. Setelah selesai shalat, kita dianjurkan membaca shalawat sebanyak 70x. Shalawat yang dibaca adalah allahumma shalli ‘ala Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi.

Setelah membaca shalawat, dianjurkan sujud dengan membaca subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70x. Setelah selesai sujud, duduklah sejenak dengan membaca rabbighfir warham wa tajawaz ‘amma ta’lam innaka antal a’azzul akram sebanyak 70x. Setelah itu, kembali sujud dengan membaca subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70x. Setelah selesai, mohonlah kepada Allah SWT atas hajat yang diinginkan.

Keempat, Isra’ Mi’raj. Di antara peristiwa monumental dalam sejarah Islam adalah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra’ Mi’raj adalah sebuah perjalanan Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah.

Peristiwa ini terjadi pada Jumat pertama bulan Rajab dan merupakan malam renungan atau malam kesedihan di mana nabi merasa sedih karena ditinggalkan oleh paman dan istri tercintanya, Khadijah. Peristiwa mulia ini juga menjadi tonggak sejarah kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu. Sehingga peringatan Isra’ dan Mi’raj menjadi penting untuk kembali mengingatkan semangat dalam meningkatkan kualitas ibadah shalat.

Baca Juga:  Hari Toleransi Internasional 16 November Simak Sejarah, Tema hingga Perspektif Islam

Kelima, Bersedekah Bulan Rajab mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diperoleh mereka yang berniat bersungguh-sungguh meraihnya. Meraih rahmat tanpa ada bala, meraih kemurahan Allah dan meraih kebaikannya yang tak akan pernah kering.

Sulthanul Auliya’ Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menerangkan dalam kitabnya al-Ghunyah bahwa kata rajab terdiri dari tiga huruf ra’-jim-ba’. Masing-masing memiliki arti. Ra’ mengandung nilai Rahmatullah, jim mengandung nilai juudullah, dan ba’ mengandung nilai birrullah.

Umat Islam yang bersedekah di bulan Rajab akan mendapat pahala berlipat ganda sebagai mana sabda Rasulullah saw yang artinya: “Barang siapa bersedekah di bulan Rajab, maka Allah swt akan menjauhkannya dari api neraka sejauh jarak tempuh burung gagak yang terbang bebas dari sarangnya hingga mati karena tua. Menurut sebagian pendapat, umur burung gagak mencapai lima ratus tahun”.

Dengan berbagai amaliah ibadah dan peristiwa penting yang terjadi di Bulan Rajab, bisa menjadi pelajaran bagi Umat Muslim semua, dan bisa menjalankannya. Wallahu a’lam bisshawab. sir,nuo

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA