Search

Vaksin Merah Putih Bikinan Unair Diuji Klinis, untuk RI dan Dunia

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Menkes Budi Gunadi Sadikin memantau uji klinis tahap pertama vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di RSUD dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 9 Februari 2022. Diharapkan, vaksin buatan anak negeri itu bukan hanya dipakai di Indonesia, tapi juga bisa didonasikan ke sejumlah negara di dunia.

Turut mendampingi Menteri Muhadjir, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Kabinda Jatim Marsma TNI Rudy Iskandar, Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Wakajati Jatim, Dirut RSUD dr Soetomo, Rektor Unair, dan lainnya. Adapun Menkes Budi Gunadi Sadikin hadir secara virtual.

Uji klinis tahap pertama dilakukan dengan melibatkan 90 relawan. Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa vaksin Merah Putih tidak hanya akan digunakan secara nasional, melainkan juga secara Internasional. Hal sama disampaikan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy. Karena itu Muhadjir berharap uji klinis vaksin Merah Putih berjalan lancar agar bisa digunakan di dalam dan luar negeri.

Baca Juga:  RSI Siti Hajar Sidoarjo Gunakan Lahan Parkir Jadi Tempat Perawatan Pasien Covid-19

Menurut Muhadjir, karena buatan sendiri, vaksin Merah Putih adalah penentu bahwa bangsa Indonesia lebih maju dalam hal penanganan COVID-19. Itu sesuai dengan keingin Presiden Jokowi karena itu merupakan langkah menuju kemandirian Indonesia dalam hal vaksin. “Ini kemajuan luar biasa,” katanya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa Forkopimda Jatim akan terus memberikan dukungan kepada Unair, RSUD dr Soetomo dan PT Biotis selaku pihak yang berperan pada pembuatan vaksin Merah Putih. Karena itu diharapkan uji klinis vaksin tersebut bisa berjalan lancar dan sukses.

Khofifah menjelaskan bahwa uji klinis tersebut bisa digunakan sebagai penelitian, yang kemudian dipublikasikan ke dunia internasional melalui jurnal. Hasilnya diharapkan bisa sebagai salah satu rujukan World Health Organisation (WHO). “Kami juga berharap relawan vaksin Merah Putih untuk Fase 3 segera terpenuhi,” ujarnya.

Rektor Unair M Nasih mengatakan bahwa hingga saat ini persiapan uji klinis Fase 1 dan 2 sudah selesai. Semua relawan diharapkan memenuhi syarat dan lolos skrining. “Fase 1 ada 90 peserta, Fase 2 ada 400 peserta, dan Fase 3 ada lima ribu peserta. Adapun Fase 3 masih menunggu hasil Fase 1 dan 2,” ujarnya.

Baca Juga:  Cukupi Kebutuhannya, Ini 5 Manfaat Zat Besi yang Penting untuk Anak

Sebelumnya, Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, apabila uji klinis berjalan lancar, target pemberian izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Merah Putih Unair oleh BPOM yakni pada Juli 2022 mendatang. “Kami akan menginformasikan, telah diberikannya PPUK untuk vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus yang dikembangkan oleh Unair dan PT Biotis Pharmaceuticals,” kata Penny dalam konferensi pers dikutip dari CNNINdonesia.com, Senin (07/02/2022).

Penny melanjutkan, sejauh ini BPOM telah melakukan pembinaan berupa pemenuhan standar dan persyaratan untuk menghasilkan obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu, yang diproduksi dari fasilitas industri farmasi yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dengan standar internasional.

Saat ini PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia juga telah mendapatkan sertifikasi CPOB setelah sebelumnya memperoleh sertifikat CPOB untuk fasilitas fill and finished pada 18 Agustus lalu. Dengan modal dan persiapan itu, Penny berharap agar pengembangan vaksin dalam negeri dapat terus berkelanjutan sehingga seluruh rakyat Indonesia yang sudah sesuai dengan syarat dan ketentuan penerima vaksin dapat segera disuntik dan mendapatkan imunitas.

Baca Juga:  Rangkul Tokoh NU di Jatim, Menkes RI Ingin Masyarakat Tidak Ragu Ikut Vaksinasi

“Kita sudah berusaha bersama-sama, sudah mengikuti untuk menjadikan bangsa kita mandiri dikaitkan dengan aspek vaksin baik pengembangan dan produksi. Dan BPOM telah melakukan pendampingan dalam hal penelitian sampai pengembangannya, sampai fasilitas produksi yang memenuhi CPOB,” ujar Penny.

Selain vaksin dari Unair, terdapat sejumlah universitas dan lembaga lainnya yang mengembangkan vaksin Merah Putih. Seperti LBM Eijkman dengan vaksin subunit protein rekombinan/ Selanjutnya vaksin dari LIPI dengan metode protein rekombinan modifikasi RBD.

Kemudian, ITB dengan metode sub unit protein rekombinan dan Adenovirus vector. Lalu UI dengan metode pengembangan DNA, mRNA, dan platform virus like-particles. Dua yang lain, yakni UGM dengan subunit protein rekombinan, dan dari Unpad dengan dua platform protein rekombinan dan peptida, IgY Anti-RBD. NF

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA