Search

Komitmen Kembangkan Batik Pamekasan

AULA, Pamekasan – Para pecinta batik tulis Pamekasan baik dari dalam maupun luar negeri akan dimanjakan dengan koleksi-koleksi baru batik Pamekasan. Karya-karya putra-putri Pamekasan ini nantinya akan dipajang di Museum Batik. Rencana ini disampaikan Bupati Pamekasan H Badrut Tamam.

Untuk mewujudkannya, bupati yang baru dilantik pada 24 September 2018 lalu ini, akan membangun Museum Batik di Pamekasan. “Sebagai Kota Batik, saya ingin Pamekasan punya Museum Batik,” kata Badrut di sela-sela acara Gebyar Batik Pamekasan (GBP) 2018 di Gedung Dyandra, Surabaya, Sabtu, 27 Oktober 2018.

Komitmen ini disampaikan Badrut, karena Pamekasan telah ditetapkan sebagai Kota Batik sejak 2009 oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Penetapan Pamekasan sebagai Kota Batik di Bundaran Arek Lancor itu, ditandai dengan kegiatan seribu perempuan membatik sepanjang 1.530 meter. Angka tersebut diambil dari sejarah berdirinya Kabupaten Pamekasan pada Tahun 1530.

Baca Juga:  5 Ide Bisnis dengan Modal Kecil yang Menjanjikan

Sejak itulah, batik tulis Pamekasan menjadi incaran para kolektor batik dan pecinta batik di mata nasional hingga dunia. Beberapa pengusaha batik meraup keuntungan yang cukup tinggi, akibat Pamekasan ditetapkan sebagai Kota Batik.

Bupati yang cukup lama mencintai batik bahkan menjadi kolektor batik Pamekasan ini, berkomitmen mengenalkan dan memasarkan batik hingga ke luar negeri. “Kemanapun saya pergi ke luar kota maupun ke luar negeri, saya selalu membawa oleh-oleh Batik Tulis Pamekasan untuk souvenir”, kata mantan anggota DPRD Jatim ini.

Tidak hanya itu, Pejabat kelahiran Pamekasan, 2 Desember 1978 ini menambahkan, dirinya juga tak segan-segan mengenalkan batik Pamekasan ketika menghadiri undangan di kota lain. “Dengan mengenakan batik dari daerah tersebut, saya merasa bangga karena menjadi bagian dari mereka. Dan tentu saja saya merasa mudah diterima di lingkungan mereka,” kata Badrut kepada AULA didampingi Kepala Disperindag, Bambang Edy Suprapto, SE, MM, Kabag Humas Pemkab. Pamekasan, Supriyanto, SSos, MSi. dan Ketua Kibas Jatim, Dr Ir Lintu Tulistyantoro MDs saat menghadiri GBP 2018 di Surabaya.

Baca Juga:  Sandiaga Targetkan Santri Digitalpreneur Ciptakan 2 Juta Lapangan Kerja Baru

Kecintaannya terhadap batik, juga diperlihatkan bupati dengan memasukkan program pengembalian kejayaan perbatikan di Pamekasan dalam agenda kerja utama. Ini dilakukan lantaran kejayaan batik Pamekasan mulai memudar dan agak lesu.

Di antaranya, dengan menggalakkan pameran batik di beberapa kota di Indonesia dan luar negeri. Meningkatkan, mengembangkan dan terus melakukan inovasi-inovasi tentang batik, serta mendorong produktivitas batik agar lebih marak dan terus berkembang, serta membantu dan memfasilitasi para perajin batik di Pamekasan.

“Saya bangga, karena Pamekasan adalah satu-satunya daerah yang konsisten dan komitmen tidak mau mengenakan dan memproduksi batik printing,” tutur Badrut yang pernah bercita-cita menjadi desainer batik. “Saya ini seniman yang gagal. Sekarang menjadi politikus, tersesat di jalan yang benar,” ujarnya sambil tersenyum.*Red

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA