Search

Belajar Istiqomah dalam Sedekah

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Peribahasa ini cukup pantas disematkan kepada Hj Nikmatul Masnunah. Bagaimana tidak, kesehariannya mendampingi ibunya dalam berdakwah dan bersosialisasi dengan masyarakat cukup mempengaruhi kepribadiannya.

Putri satu-satunya Hj Ainur Rohmah Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An Nuriyah Wonocolo Surabaya ini, memiliki sifat lemah lembut. Tidak hanya itu, kebiasaan ibunya bersadaqah ketika berdakwah juga mempengaruhi kepribadiannya.

“Saya selalu aktif di luar mendampingi ibu, karena beliau memiliki semangat tinggi untuk terus berdakwah,” tutur Ning Muna sapaan akrab Hj Nikmatul Masnunah, kepada Aula.

Maklum, dalam tiga tahun terakhir ini dirinya memilih setia merawat, dan mendampingi ibunya yang kini sudah berusia tua mengasuh ponpes An Nuriyah. Keinginannya ini pun mendapat dukungan dan restu dari sang suami.

Baca Juga:  Indah Permatasari - Lebaran Mampu Luluhkan Ibu

Keterlibatan Ning Muna dalam kesehariannya Nyai Nur inilah yang membuat dirinya bertekad untuk mengikuti jejang sang ibu. Seperti, sifat dermawan yang diperlihatkan sang ibu setiap mengisi pengajian. “Beliau (Nyai Nur, red) setiap ngaji bawa jajan untuk anak-anak kecil. Tidak hanya itu, beliau juga membawa uang kecil diselipkan di kerudungnya. Kalau pas marhabanan ibu biasanya melempar kain ke jamaah, dan jadi rebutan ibu-ibu pengajian,” terangnya.

Bahkan, lanjut Ning Muna, pernah suati ketika sampai tangan dan kerudung ibunya ditarik-tarik jamaah. “Subhanallah, ilmu bil hal dari ibu ini yang sulit ditiru, adalah menyenangkan hati semua orang setiap pengajian, tidak ada hitungan untung rugi, walaupun lokasinya cukup jauh,” kata perempuan kelahiran, Surabaya 13 Juni 1981 ini.

Baca Juga:  Retno Marsudi - Harap Tambahan Kuota Haji

Kegemaran Nyai Nur pun dalam bersadaqah pun diajarkan kepada Ning Muna dengan cara yang sederhana. Salah satunya dengan memesan makanan melalui aplikasi go food. ”Saya hampir setiap hari memesan go food karena gemar kuliner. Tagihan Rp 25.000 tetapi disuruh ibu membayar Rp 40.000. Katanya, sisanya buat drivernya, kasihan nyari duit buat anak istrinya,” kata Ning Muna mengingat nasihat Nyai Nur.

“Bahkan pernah suatu malam, saya disuruh ibu memborong bakso karena belum habis. Katanya, kasihan belum habis dan orangnya ditunggu istri dan anaknya di rumah. Tukuen kabeh cek ndang mole wonge (Beli semua baksonya biar cepat pulang),” tutur istri dari H Akhmad Nizar ini.

Baca Juga:  Nycta Gina, Memanfaatkan Peluang Bisnis

Kepribadian yang diperlihatkan ibunya ini, menjadi pelajaran berharga bagi Ning Muna. Tidak hanya itu, nasihat dan perilaku ibunya, akan menjadi panutan keluarga, dan anak cucunya nanti. “Disetiap kesempatan, ibu selalu memberikan nasihat kepada anak, menantu, cucu-cucunya dan semua santrinya, agar tidak meninggalkan shalat dan sedekah. Karena semua itu bermanfaat buat tolak bala, dan sebagai alternatif agar terhindar dari segala macam bahaya,” pungkasnya. * Dy

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA