Universitas Lampung (Unila) dan kampus Novorsibirsk State Technical University (NSTU NETI) Rusia, sepakat melakukan penandatanganan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU), di ruang sidang utama Unila, Selasa (18/1/2022).
Kerjasama antar kedua kampus tersebut dalam banyak hal, namun fokusnya pada pengembangan teknologi radiasi nuklir serta mempererat hubungan dua negara yakni, Rusia dan Indonesia.
Rektor Unila Prof. Karomani mengatakan, meski NSTU bukan universitas yang pertama dari Rusia yang bekerjasama dengan Unila, tapi kerjasama ini tetap penting bagi kedua universitas.
Dan kali ini, kerjasama dengan NSTU dari berbagai aspek, termasuk teknologi radiasi nuklir.
“Selama ini radiasi nuklir ini sesuatu yang menakutkan dibenak kita, tapi rupanya nuklir itu untuk kebutuhan aspek kehidupan kita dalam sekala kecil tentunya seperti untuk pertanian, kesehatan. Karena itu kita akan bekerjasama MoU untuk kepentingan itu,” ujarnya.
Kerjasama ini jelasnya, tentu untuk memperkuat posisi Unila di dunia Internasional. Oleh karenanya, Ia sepepenuhnya mendukung untuk mewujudkan implemantasi dari MoU ini.
“Tentu teknologi radiasi nuklir ini membutuhkan lab, maka kita akan membangun lab di Unila dengan memenuhi standar yang ada,” kada Karomani.
Karomani juga menyampaikan bahwasanya Unila sangat berpotensi dengan perkembangan industri, apa lagi ekonomi di Lampung didukung tiga bidang yakni pertanian, pertambangan dan perdagangan.
“Maka kita Unila memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak baik dari nasional maupun Internasional,” ucapnya.
Selain di bidang teknologi radiasi. Kerjasama ini juga bisa berkolaborasi dalam bentuk pertukaran pelajar, mahasiswa dan dosen serta publikasi ilmiah, penelitian guna mendukung ilmu pengetahuan untuk peradaban.
“Radiasi ini ada partikular ada elektron dan neutron, jadi ini sangat aman karena bisa dikendalikan,” jelasnya.
Rektor NSTU NETI Prof. Anatoly Bataev, dalam daring mengatakan, kerjasama ini diharapkan mampu membangun hubungan yang jauh lebih erat lagi serta memiliki keuntungan di kedua negara.
“Kerjasama dibidang ilmiah terutama dalam teknologi. Saya juga berharap kerjasama ini bisa untuk jangka panjang,” kata Prof. Anatoly.
Perwakilan NSTU NETI Rusia, Fedor Leonov, yang datang langsung ke Unila menyampaikan, teknologi radiasi yang akan dikerjasamakan adalah banyak dipakai untuk usahawan dan ilmuan.
“Kalau di Rusia sendiri teknologi radiasi ini sudah digunakan pada bahan makanan, medis, pertanian dan produksi material baru,” tandasnya. (*)