Menjadi perwakilan Indonesia di Arab Saudi merupakan hal yang mengagetkan bagi Dr Sofiyullah MSI, Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (PW LFNU) Jawa Timur. Pasalnya yang diundang hanya 10 orang perwakilan dari pondok pesantren di Indonesia.
Semua yang diundang hanya untuk mendengarkan kebijakan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud, terkait kepedulianya dalam merawat Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Penyebaran ajaran Al-Quran dan Islam Moderat. “Kami disana diundang selama sepuluh hari. Jumlah total undangan sebanyak 207 orang dari 36 negara Islam sedunia. Menjadi bagian dari 10 orang perwakilan itu cukup mengejutkan bagi saya. Padahal saya itu bukan diplomat,” kata Sofiyullah yang tiba di bandara Madinah pada 3 April 2019.
Pria kelahiran Malang, 24 September 1976 inipun sempat terkejut melihat sambutan yang diberikan oleh kerajaan Saudi. “Kami dijemput langsung dari bandara oleh Kementerian Agama Arab Saudi. Kedatangan kami juga disambut dengan baik sekali. Bahkan kami sudah seperti diplomat. Meskipun kenyataanya saya bukan diplomat,” terangnya.
Bahkan, lanjutnya, rombongannya disambut seperti tamu kepresidenan, karena dikawal Patroli dan Pengawalan polisi Arab Saudi. Meskipun ini termasuk hal wajar agar tamu dapat hadir tepat waktu, Sofiyullah mengaku, masih kagum karena mendapatkan kesempatan langka seperti ini.
“Sebenarnya acara ini yang mengadakan adalah kerajaan Saudi. Hanya saja yang mengurus keseluruhan acara dari kementerian Islam, Dakwah & Bimbingan Arab Saudi. Kalau di indonesia kerjanya seperti Kementerian Agama RI,” imbuhnya.
Sesampainya di lokasi acara yakni hotel Crowne plaza Madinah, dirinya mendapatkan sambutan yang sangat baik. “Saya senang bisa bertemu dengan imam Masjidil Haram Makkah Syeh Dr Faishol bin Jamil Hasan Gozzawi dan berfoto bersama beliau. Ini adalah momen langka dan kehormatan bagi saya,” paparnya.
Tidak hanya mengikuti acara yang diadakan oleh kerajaan. Tetapi dia diberi kesempatan untuk menjalankan umrah. Kesempatan itu datang ketika menjalankan kegiatan di hotel Hilton Convention Makkah. “Saya sangat senang dan masih tidak menyangka akibat dapat surat undangan secara tiba-tiba. Selain bangga bisa menjadi perwakilan. Saya juga senang karena difasilitasi untuk bisa melakukan ibadah umrah di Makkah,” tuturnya penuh syukur.
Meskipun hanya sebagai peserta, kedatangan Sofiyullah kali ini memang lebih berkesan dari umrah yang biasa dijalaninya. “Umrah kali ini saya jalankan memang lebih special, karena presiden Joko Widodo juga melakukan umrah dalam rentang waktu yang sama, dan saya juga merasa bangga dengan sambutan kerajaan Saudi kepada presiden,” akunya.
Dari situlah mulai muncul perasaan dari ketua PW LFNU Jatim ini keinginan untuk merasakan masuk dan ibadah di dalam Ka’bah. Seperti yang sudah dijalani presiden RI Joko Widodo. “Sempat terlintas doa dalam hati saya untuk bisa seperti beliau. Meskpun pada kenyataanya tidak semua orang diizinkan untuk masuk kedalam Ka’bah, dan ibadah di dalamnya,” harapnya. Diah
*Karya ini merupakan arsip dari majalah AULA Edisi Mei 2019