Search

Halal Bihalal Unesa, Modal Membangun Kebersamaan di Tengah Covid-19

Surabaya, AULA – Halal bihalal Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa dihadiri oleh KH. M. Yusuf Chudlori (Gus Yusuf Chudlori) pengasuh pondok pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegal Rejo Magelang sebagai pemberi tausiyah. Kegiatan ini dilakukan secara daring menggunakan link zoom.

Dengan dihadiri secara virtual oleh Rektor Unesa, Prof Dr. Nur Hasan, Dekan FIP Unesa Dr. Mochammad Nursalim M. Si dan jajaran civitas akademik Fakultas Ilmu Pendidikan. Dosen dan tenaga Pendidikan (tendik) serta mahasiswa FIP.

Dalam ceramah Gus Yusuf Chudlori  membahas tentang idul fitri yang berarti kembali suci. Tradisi halal bihalal adalah produk Indonesia asli. Menurutnya warga Unesa harus bersyukur diwarisi tradisi yang baik dari para leluhur bangsa. Suatu budaya khas Indonesia yang sama dengan tradisi budaya seperti nyadran, sedekah bumi, sedekah laut dan kenduri, semua tradisi tersebut asli dari Indonesia.

Menurutnya, makna halal bihalal adalah saling menghalalkan. Tradisi ini adalah pertemuan silaturrahmi yang dilaksanakan setelah puasa dibulan Ramadlan. Tradisi ini membentuk silaturrahmi saling memaafkan kesalahan antara manusia. Setelah berpuasa pada bulan suci ramadlan dan semoga Allah SWT, mengampuni kesalahan maka perlu saling silaturrahmi untuk saling bermaaf-maafan agar kembali suci seperti bayi yang lahir fitrah.

Baca Juga:  Mitra Binaan Pertamina Berhasil Meraih Kenaikan Omzet Ratusan Juta di Masa Pandemi

“Maka boleh dilakukan oleh semua orang untuk saling berjumpa dan memohon maaf lahir dan batin agar kesalahan antar sesama manusia bisa dimaafkan.  Jika saling rela dan ikhlas hati memohon dan memberi maaf akan bahagia. Sehingga diharapkan Idul Fitri dapat kembali suci dalam hubungan dengan manusia. Semoga Allah SWT menjadikan idul fitri menjadi orang yang kembali suci dan menjadi orang-orang yang beruntung. Semoga idul fitri menjadi energi terbarukan dengan kebersihan hati yang suci,”tuturnya.

Baginya, perjuangan dalam bidang pendidikan membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh pada era pandemi saat ini. Dimana pendidikan mengalami kemandegan akibat pandemi Covid-19. Butuh semangat dan daya juang untuk mengembalikan karakter mulia pada anak-anak dan orang tua.

Baca Juga:  Risma Minta Fatayat NU Kawal Kondisi Bumil dan Balita di Surabaya

“Mari kita jadikan halal bihalal sebagai momentum untuk bangkit sesuai dengan semangat hari kebangkitan nasional. Semangat memperbaiki pendidikan tidak hanya dengan mengisi akal tetapi juga menanamkan akhlak mulia. Sebagai seorang pendidik/guru/dosen tidak bisa diwakili oleh teknologi apapun menanamkan akhlak mulia,”tuturnya.

Dirinya juga menjelaskan, jika fenomena internet dan gadget saat ini memerlukan terobosan-terobosan baru untuk mendidik anak. Menggunakan teknologi belajar lebih mudah, fleksibel dan sederhana. Anak bisa belajar dimana dan kapanpun.  Pembelajaran bisa dilakukan dengan online. Namun demikian, tantangan yang dihadapi dari dampak internet juga perlu diantisipasi. Jika kecanduan dan salah berselancar di internet akan membawa dampak negatif, mereka akan tercerabut dari akar budayanya.

Indonesia adalah negara yang besar dan hidup dengan rukun. Harmonisasi budaya dan agama bisa hidup berdampingan dengan luas. Moderasi ini perlu terus kita kuatkan agar tercapai kesejahteraan.

Baca Juga:  NBI Bagikan 250 Paket Sembako untuk Warga Pesisir Pantai Kenjeran

Gus Chudlori berharap, Unesa menjadi penggerak moderasi keagamaan ditengah masuknya paham-paham trans nasional, radikalisme. Kita perlu menjaga kebudayaan yang luhur, kebennikaan dan  Pancasila.

Pekerjaan rumah bersama sebagai pendidik mencetak manusia untuk memperbaiki akhlak. Semoga Allah SWT mengampuni kita dan halal bihalal ini menjadikan hati  bersih dan suci. Kebersihan hati menjadi modal untuk berjuang dengan semangat baru.

“Lebaran bukan soal baju baru, tetapi orang yang merayakan idul fitri dapat merasakan nilai keta’atan yang bertambah kepada Allah SWT. Mari evaluasi diri, Bulan romadlan telah mengajarkan manusia bersedekah, apakah sekarang kita sudah punya rasa sosial dan empati pada kemanusiaan. Semoga dengan niat ibadah perjuangan menjadi hidup menjadi ringan dan mudah melakukan kebaikan-kebaikan,”tegasnya.

Acara halal bihalal dimeriahkan dengan hadiah dari Dekan FIP dan Rektor serta wakil Rector 4 Unesa berupa  5 sepeda, 2 printer, 10 tumbler FIP, 8 voucher belanja 100 ribu. Ena

 

 

 

 

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA